Minim Setor Data Kematian ke Dispendukcapil Sampang, DPRD Sebut Rentan Dimanfaatkan Oknum

Minim Setor Data Kematian ke Dispendukcapil Sampang, DPRD Sebut Rentan Dimanfaatkan Oknum Suasana kantor pelayanan Dispendukcapil Sampang. Foto: MUTAMMIM/BANGSAONLINE

SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Minimnya kesadaran masyarakat dalam upaya mengurus surat atau akta kematian di membuat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) kelimpungan untuk menjumlah kematian penduduk warga setempat.

Pasalnya, dari 180 desa dan 6 kelurahan di memasuki semester dua tahun 2022, Dispendukcapil hanya menerima laporan data kematian dari 30 desa dan 2 kelurahan sebanyak 452 orang. Tetapi, dari jumlah tersebut belum bisa dijabarkan secara rinci kematian itu meliputi laki-laki atau perempuan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dispendukcapil Nor Alam.

"Sementara ini kami masih menerima laporan kematian warga dari 30 Desa dan 2 Kelurahan. Dan untuk jumlah kematiannya sebanyak 452," ucapnya, Senin (8/8/2022).

Oleh sebab itu, Nor Alam akan melakukan kerja sama dengan pihak desa dan kelurahan untuk menjemput data kematian warga penduduk agar bisa menghapus daftar kependudukan seperti Kartu Keluarga (KK) dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Kendati demikian, sebagian dari pihak desa ada yang tidak siap dengan penjemputan data kematian tersebut karena kendala jaringan belum masuk ke pelosok desa. "Untuk penjemputan data kematian warga kebetulan via online," tambahnya.

Ditanya soal desa yang tidak menyetorkan data kematian warga akan berpotensi dibuat data pada pemilu mendatang dan semacam bantuan, ia mengku tidak mengetahui persoalan itu.

"Tugas kami hanya kependudukan dan pencatatan, bukan ke ranah pemilu dan bantuan," ungkapnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO