MAKASSAR, BANGSAONLINE.com - Nasib tragis menimpa Dasrul (52 tahun), guru mata pelajaran gambar teknik SMKN 2 di Kelurahan Manuruki, Kecamatan Tamalate, Makassar. Dia babak belur dihajar muridnya MAS (15) dan ayahnya Adnan Achmad (43) hingg berdarah-darah pada Rabu (11/8). Dasrul kemudian melaporkan muridnya MAS dan ayahnya Adnan Achmad (43) ke polisi.
Dasrul mengatakan, pengeroyokan bermula ketika dia menegur MAS lantaran tidak membawa alat praktik gambar seperti yang ditugaskan kepada lainnya.
BACA JUGA:
- Lantik PW dan 6 PC Muslimat NU di Sulawesi Selatan, Khofifah Ajak Bangun 4 Ukhuwah
- Di Makassar, Gubernur Khofifah Tekankan Pentingnya Jaga Kondusivitas Iklim Investasi
- Misi Dagang Jatim-Sulsel Catatkan Transaksi Rp240,23 Miliar dalam 8 Jam
- Pernah Tak Lulus Tes Perguruan Tinggi, Mahasiswi Berjilbab Ini Kuasai Kultur Jaringan Porang
"Anak itu tidak terima saat ditegur. Kemudian dia keluar masuk ruangan kelas dan hendak ke kantin. Saya tegur lagi, anak ini melotot, keluarkan kata kotor dan menendang pintu. Saya refleks menampar. Anak itu keluar ruangan dan menelepon orangtuanya. Bukti anak ini sedikit nakal dari yang lain karena dia bawa ponsel padahal itu tidak diperkenankan di sekolah," ujar Dasrul saat laporan di Mapolsek Tamalate.
Tak berapa lama kemudian, siswa kelas 2 jurusan arsitek tersebut datang bersama ayahnya. Saat itu Dasrul akan ke ruang kepala sekolah untuk mengurus sesuatu. Namun, tiba-tiba datang MAS dan berteriak. Ayah dan anak itu kemudian langsung meninju bagian wajah sang guru.
Sehingga bogem mentah dua kali melayang ke bagian hidung Dasrul membuat darah banyak keluar. Setelah mengeroyok, keduanya kabur setelah dihampiri oleh para murid lainnya.
Adnan mengaku spontan memukul Dasrul, tapi dia membantah jika anaknya ikut memukul. "Saya spontan memukul. Siapa yang tidak kesal kalau anaknya dipukul," ucap Adnan.
Kapolsek Tamalate, Kompol Azis Yunus membenarkan kejadian ini. Kata dia, beruntung anggota Binmas berada tidak jauh dari sekolah sehingga tidak sempat terjadi aksi massa terhadap anak dan ayahnya itu oleh murid lainnya.
"Soal dua versi berbeda antara korban dan pelaku, kita lihat saja nanti proses hukumnya," kata Azis.
Sementara kemarin (12/8), MAS bersama ayahnya Adnan Achmad resmi ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan Guru SMKN 2, Drs Dasrul. Penetapan tersangka dikeluarkan oleh Polsek Tamalate, Makassar.