Puncak Haul Kiai Moenasir, Panglima Perang NU, Pendiri Kodam V/Brawijaya, Alumnus Tebuireng

Puncak Haul Kiai Moenasir, Panglima Perang NU, Pendiri Kodam V/Brawijaya, Alumnus Tebuireng KH Moenasir Ali (kiri) dan KH Muhammad Rozy Munir (kanan). Foto: istimtiwa

“Kala itu beliau (Kiai Moenasir) tergabung dalam Heiho, serdadu cadangan yang dibentuk Jepang untuk melawan tentara sekutu,” tuturnya seperti dikutip kabarmojokerto.id.

Kiai Moenasir lalu bergabung dengan Laskar Hizbullah yang dibentuk 14 Oktober 1944. Saat itu usianya sekitar 25 tahun.

Menurut dia, Hizbullah dibentuk atas usulan KH Wahid Hasyim, putra pendiri sekaligus pendiri Pesantren Tebuireng, Jombang, Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari.

Ir. H.M. Habibullah, MS,

“Pulang dari pelatihan militer di Cibarusah, beliau melatih anak buahnya di Hizbullah untuk perang, dilatih pendidikan militer. Sehingga ketika menjelang kemerdekaan beliau mempunyai pasukan. Sebelum dilatih Jepang, beliau sudah bergerilya berperang, tapi belum membentuk komunitas pasukan,” kata Gus Habibullah.

Masih menurut Gus Habbibullah, sebelum mengikuti pelatihan militer, Kiai Moenasir nyantri di Pesantren Tebuireng.

“Kiai Wahid Hasyim kemudian menjadikan Moenasir sebagai salah satu kader inti Madrasah Nidzomiyah,” katanya.

Karir militer Kiai Moenasir terdata secara administratif. Kiai Moenasir memiliki NRP 10512. Kiai yang selalu berpenampilan sederhana itu bahkan dikenal sebagai ahli perang gerilya.

Namun Kiai Moenasir tidak melanjutkan karir militernya. Ia memutuskan pensiun dini pada 31 Maret 1953 dengan pangkat mayor. Terakhir kali menjabat Danyon Condromowo di Gunungsari Surabaya.

Yang menarik, Kiai Moenasir sangat fasih berbasa Inggris dan Belanda.

“Beliau juga punya keahlian berbahasa Inggris dan Belanda yang didapat dari Pesantren Tebuireng ketika KH Wahid Hasyim mendirikan kelompok studi An Nidzomiyah khusus santri-santri senior dan pintar,” jelasnya.

Kiai Moenasir sangat akrab dengan KH Muhammad Yusuf Hasyim, putra bungsu Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy'ari. Tampaknya ini tak lepas dari peristiwa perang kemerdekaan RI yang sama-sama pejuang berbasis pesantren. Apalagi Kiai Moenasir adalah alumni Pesantren Tebuireng.

Selain itu Kiai Moenasir dan Kiai Yusuf Hasyim sama-sama aktif di . Dua tokoh Islam itu sama-sama pernah menjadi pengurus teras di PB.

Banyak acara digelar terkait haul Kiai Moenasir dan Kiai Rozy Munir. Antara lain Khususiyah dan Khotmil Quran bil Ghaib, Ngopi Santai, Tahlil Akbar dan Tabur Bunga, Dzikrul Ghafilin dan Pengajian Umum.

Lalu dipuncaki pengajian umum. “Nanti yang hadir Gus Abud,” tutur Gus Habibullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Gila NU dan Orang NU Gila, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (16)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO