SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto Jawa Timur, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., mengaku telah menuntaskan pendirian kepengurusan cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) di seluruh Indonesia.
“Sudah tuntas. Sebanyak 34 PW Pergunu dan 514 cabang Pergunu sudah berdiri. Bahkan di beberapa tempat cabang Pergunu berdiri lebih dulu daripada cabang NU,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pergunu kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (23/11/2021).
BACA JUGA:
- Sowan Kiai Asep, Ketua PKS Jatim Sempat Bahas Pilkada Jatim dan Mojokerto
- Halal Bihalal Ansor Pandaan, Gus Afi Ingatkan soal Satu Barisan dan Komando
- Kenapa Khofifah Pilih Gandeng Emil dalam Pilgub 2024? Ini Bocoran dari Kiai Asep
- Sekolah Islam Integrasi Hira Malaysia Kunjungi Amanatul Ummah, Kiai Asep Doakan dengan Khusu'
Menurut dia, cepatnya penuntasan pendirian kepengurusan struktural Pergunu di seluruh Indonesia itu karena tak terkendala dana operasional.
“Semua saya biayai sendiri, uang pribadi. Para Pengurus Pusat Pergunu kalau turun ke daerah untuk melantik juga saya tanggung tiket dan uang sakunya,” kata kiai miliarder tapi dermawan itu sembari tertawa.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim dikalungi sorban oleh TGH Turmudzi Badaruddin, Rais Syuriah PWNU NTB dan Mustasyar PBNU. Foto: MMA/BANGSAONLINE.COM)
Jadi, tidak merepotkan pengurus Pergunu daerah. Tidak perlu menyiapkan tiket dan lainnya. Sebaliknya, mereka justru selalu mendapat kemudahan dari Kiai Asep. Terutama secara finansial. Karena itu para guru NU di daerah antre minta didatangi Kiai Asep untuk dilantik sebagai pengurus Pergunu.
Apalagi Kiai Asep selalu bawa oleh-oleh. “Saya setiap ke daerah selalu bawa sarung,” tutur Kiai Asep. Lagi-lagi tertawa.
Selain sarung tentu Kiai Asep juga membagikan uang transport. Terutama kepada para kiai setempat, di samping pengurus NU dan Pergunu.
Bahkan Kiai Asep juga selalu menyempatkan silaturahim ke kiai-kiai sepuh dan berpengaruh setiap turun ke suatu daerah.
Yang menarik, Kiai Asep juga sering bertemu para kepala daerah, baik gubernur, wakil gubernur maupun bupati atau wali kota. "Ya saya juga memberikan sarung," kata Kiai Asep yang dikenal sebagai ulama konsisten menolak bantuan pemerintah, termasuk dari Presiden Jokowi.
“Pak Jokowi, lewat Pak Pratikno pernah nawari bantuan untuk membangun asrama di pondok pesantren saya, tapi saya tolak. Saya lebih suka kalau presiden membantu pondok kecil yang lebih membutuhkan,” kata Kiai Asep yang pengukuhan guru besarnya di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya dihadiri Presiden Jokowi, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, wartawan kawakan Dahlan Iskan, dan para tokoh nasional yang lain.
Tentu para kepala daerah itu mengucapkan terima kasih karena Kiai Asep telah berkenan datang ke wilayah yang dipimpinnya. Bukan karena diberi sarung. Tapi karena banyak warganya yang mendapat beasiswa dari Kiai Asep. Mulai beasiswa S1, S2 hingga S3.
“Saya ingin mencetak 500 doktor NU yang berkualitas, ya doktor beneran,” kata Kiai Asep yang kini memiliki 12.000 santri.
Para kader NU itu mendapat beasiswa lewat Pergunu. Biasanya harus mendapat rekom dari Pengurus Wilayah atau pengurus cabang NU setempat. Kini sudah ribuan kader NU dari semua kabupaten dan kota seluruh Indonesia mendapat beasiswa dari Kiai Asep.
Klik Berita Selanjutnya