Istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ini berharap melalui pelatihan ini, akan muncul beragam produk yang berbahan tenun ikat. Sehingga, tenun ikat tidak akan punah.
"Jadi saat ada orang yang mampir, dan tidak suka membeli kain bisa membeli produk tenun ikat lainnya seperti tas, dompet, sepatu, topi dan lainnya. Yang penting dalam pembuatan produk harus mengikuti zaman, sehingga nilai produknya lebih meningkat," ujarnya.
Ia juga berharap tenun ikat yang ada di Kota Kediri mereknya terus bermunculan, sehingga menambah nilai jual kain tersebut.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan, Muhammad Azharul Ma'arif dari Tenun Ikat Sempurna Dua, menuturkan setelah mengikuti pelatihan ini produk-produknya akan dibuat lebih beragam.
Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini, karena juga diajarkan menjahit. Menurutnya, kalau para perajin tenun ikat ini bisa menjahit sendiri, akan lebih mudah untuk membuat produk sendiri.
“Minimal dari kain yang sudah kita hasilkan, bisa dibuat bermacam-macam produk,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Tenun Ikat Bandar Kidul Heri Tri Santoso, Deputi Kepala Perwakilan BI Kediri Wihujeng Ayu Rengganis, perajin dan penjahit tenuniIkat Bandar Kidul. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News