“Biaya yang sudah saya keluarkan sekitar 12 juta untuk satu hektare tanaman jagung. Sebagian tanaman jagung sudah habis. Nanti kalau masih bisa panen ya syukur, kalau gak bisa ya mau gimana lagi. Kalau kondisi seperti ini ya paling hanya dapat 5 juta,” terangnya.
Sementara, Perangkat Desa Rejoslamet, Taufik mengatakan, ada lima dusun yang berada di desanya dengan total sekitar 100 hektare lebih tanaman jagung yang diserang hama tikus. Menurutnya, petani seakan-akan sudah tidak bisa mengendalikan hama tikus. Sudah berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi serangan hewan pengerat itu.
"Sudah banyak cara dilakukan mulai dari obat-obatan, berburu dengan cara menembak dan gropyokan, semuanya sia-sia. Banyak petani yang putus asa hingga terpaksa tanaman jagungnya dijual sebelum berbuah untuk makanan ternak," ungkapnya.
Disinggung apakah sudah ada perhatian dari pemerintah setempat terkait serangan hama tikus, Taufik mengatakan belum ada bantuan dari Dinas Pertanian untuk serangan hama ini. Karena memang, belum ada yang melapor pada dinas terkait.
“Kami belum melaporkan ke dinas terkait maupun penyuluh. Kami berharap dinas terkait segera memberikan bantuan dan solusi agar petani tidak merugi,” pungkasnya. (aan/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News