KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Hari ini, warga Kota Kediri dihebohkan oleh berita yang beredar di WhatsApp yang mengatasnamakan Humas Pemkot Kediri terkait pandemi Covid-19 klaster Golden Swalayan.
Dalam berita tersebut, ada imbauan agar warga Kota Kediri yang seminggu sebelum 18 Mei 2020 berkunjung ke Golden Swalayan, harus melapor ke RT setempat.
BACA JUGA:
- Kediri Jadi Kota dengan Inflasi Terendah di Jawa Timur pada April 2024, Zanariah Sampaikan Apresiasi
- Zanariah Terima LHP LKPD 2023, Kota Kediri Pertahankan Opini WTP 10 Kali Beruntun
- Arahan Pj Wali Kota Kediri di Sosialisasi Penilaian Mandiri dan Penyelenggaraan SPIP Terintegrasi
- DPD Partai Golkar Jalin Komunikasi dengan Gerindra dan PKS Jelang Pilkada Kota Kediri
"Berita yang beredar tersebut, merupakan hoax dari orang yang tidak bertanggung jawab dan berusaha memecah belah. Kami tidak pernah mengeluarkan imbauan seperti itu," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri, dr. Fauzan Adima M.Kes., usai mengikuti RDP di Kantor DPRD Kota Kediri, Selasa (19/5/2020).
Menurut dr. Fauzan, memang benar semalam (18/5/2020) pihaknya melakukan sampling rapid test terhadap karyawan dan pengunjung Golden Swalayan, hasil tes yang pertama ada yang reaktif.
"Tapi tadi pagi (19/5/2020) kami rapid test yang kedua, dan hasilnya nonreaktif. Jadi, masyarakat jangan tergesa-gesa menyimpulkan, karena metodologi tes Covid-19 ini memang harus bertahap," tambahnya.
Kemudian, ia menjelaskan bahwa pihaknya memang membentuk tim bersama antara Dinkes, Satpol PP, Polres, dan Kodim untuk keliling melakukan pemantauan pusat-pusat perbelanjaan, restoran, dan coffee shop, sekaligus melakukan sampling rapid test ke tempat-tempat keramaian.
Namun, ia mengaku hasil rapid test seketika tidak menyimpulkan seseorang berstatus positif atau negatif. Karena yang bisa memastikan status positif, hanya swab test dengan mesin PCR.
"Jadi masyarakat tetap tenang, yang tidak ada keperluan mendesak tetap di rumah. Saya pastikan berita yang tersebar via WhatsApp itu hoaks dari orang tidak bertanggung jawab," pungkasnya. (uji/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News