Komunitas Masyarakat Tapanuli Usulkan Wali Kota Surabaya Mendatang Tambah Ruang Berkesenian

Komunitas Masyarakat Tapanuli Usulkan Wali Kota Surabaya Mendatang Tambah Ruang Berkesenian Irpan Harianja, Ketua Komunitas Masyarakat Tapanuli (KMT) di Surabaya. foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sebagai kota metropolitan, Surabaya sangat majemuk, baik agama, suku, etnis, maupun kebudayaan. Karena itu, penduduk Surabaya tak hanya mereka yang berasal dari wilayah Jawa Timur, tetapi juga pendatang asal luar Jawa Timur.

Irpan Harianja, Ketua Komunitas Masyarakat Tapanuli (KMT) di Surabaya mengakui selama ini Surabaya tempat yang nyaman untuk tinggal dan mencari nafkah. Tak pernah ada diskiriminasi suku, ras, agama, atau golongan (SARA) di ibu kota Provinsi Jawa Timur tersebut. Menurut, pria yang berprofesi sebagai Notaris itu, selama ini pemerintah kota Surabaya memperlakukan sama warganya.

Terkait Pemilihan Wali Kota Surabaya yang akan digelar pada September mendatang, Irpan punya harapan agar pemimpin Surabaya terpilih nanti menambah ruang berkesenian bagi seni budaya dari seluruh Indonesia. Ia berharap ada gedung kesenian di tiap kecamatan atau paling tidak di tiap wilayah, seperti Surabaya Barat, Timur, Selatan, maupun Utara.

"Surabaya ini miniatur Indonesia, demikian pula keseniannya. Saya melihat Balai Pemuda tidak cukup untuk menampung agenda kegiatan dari komunitas atau masyarakat. Karena itu, perlu dibangun gedung kesenian di tingkat Kecamatan untuk mengakomodir komunitas seni yang ada di Surabaya," tutur Irpan kepada wartawan, Minggu (23/2).

Irpan mengungkapkan seni dan budaya adalah bagian dari pembentukan karakter dan mental generasi muda. Karena itu, perlu dibuka ruang berkesenian selebar-lebarnya untuk warga Surabaya, khususnya generasi muda. Dengan begitu, generasi muda punya penyaluran kegiatan positif sehungga menjauhkan dari tindak kriminalitas.

"Selain itu, potensi kesenian nusantara juga harus dilestarikan dengan mengajarkan kepada generasi muda. Tentunya perlu ada latihan dan pertunjukkan rutin agar seni budaya tetap eksis," ucapnya.

"Kami berharap anak-cucu tidak hilang dari akarnya sebagai warga berdarah Tapanuli, karena itu mereka harus diajarkan kesenian leluhur disamping kesenian asli Surabaya. Untuk itu, tentu perlu tempat atau gedung kesenian," imbuhnya.

Soal figur Wali Kota Surabaya mendatang, Irpan mengaku belum mau bicara kandidat. Ia hanya punya harapan wali kota penerus Bu Risma nanti bisa menaungi seluruh warga Kota Surabaya, termasuk masyarakat keturunan Tapanuli yang jumlahnya ribuan orang.

"Masyarakat Tapanuli yang ada di Surabaya mayoritas adalah intelektual. Sebagian besar berprofesi sebagai praktisi hukum dan banyak pula di pemerintahan. Saya kira mereka bisa menentukan pilihan politik yang terbaik," pungkas pengelola Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya ini. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO