Kelelahan, 7 Petugas KPPS Meninggal, di Banyuwangi, Magetan, Wonosobo, Tangerang, Klaten, Aceh

Kelelahan, 7 Petugas KPPS Meninggal, di Banyuwangi, Magetan, Wonosobo, Tangerang, Klaten, Aceh Ilustrasi: Betapa berat petugas pemilu. Tampak seorang petugas memeriksa logistik pemilu 2024 di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Senen, Jakarta, Senin (12/2/2024). Foto: CNBC Indonesia/ Faisal Rahman

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Gara-gara kelelahan, banyak anggota kelompok petugas penyelenggara pemungutan suara () meninggal dunia pada pemilu 2024 ini.

Dari berita berbagai media, setidaknya sudah ada lima anggota yang meninggal dunia. Yaitu Dul Hanan (50) Ketua di Banyuwangi, Jawa Timur, Wahyu Jatmiko (43) anggota di Wonosobo, Jawa Tengah.

Lalu Rita Setiyaningsih (41) anggota di Magetan, Jawa Timur, Satriawan (44) anggota di Tangerang, Banten, dan Dewi Indriyani (43) anggota  Kecamatan Gantiwarno Klaten, Jawa Tengah.

Di luar Jawa juga ada beberapa petugas yang meninggal. Yaitu di Pidie Aceh Timur. Mereka adalah Yusrijal Ketua Kelurahan/Gampong Mane yang bertugas di TPS 8 Kecamatan Mane dan Abdurahman anggota Gampong Barieh yang ditugaskan untuk TPS 2 Kecamatan Mutiara Pidie Aceh Timur.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, petugas paling sibuk secara teknis saat pemilihan umum (pemilu) adalah kelompok penyelenggara pemungutan suara ().

Mereka bekerja sejak pukul 06.00 pagi hingga penghitungan suara selesai sekira pukul 01.00 dini hari. Bahkan ada yang selesai hingga pukul 02.00 dan pukul 03.00 WIB dini hari.

Honor mereka Rp1,1 juta untuk anggota, sedang honor ketua Rp1,2 juta.

Pada pemilu 2019 saat Joko Widodo (Jokowi) dan KH Maruf Amien terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, petugas yang meninggal lebih banyak.

Arief Budiman, ketua KPU, saat itu mengungkap jumlah petugas penyelenggara yang meninggal sebanyak 894 orang. Sementara petugas yang sakit mencapai 5.175 orang.

"Ini yang banyak dijadikan diskusi di publik tentang jumlah petugas yang meninggal dan petugas yang sakit. Kami sudah menyelesaikan tugas dan tanggung jawab kita," kata Arief dalam acara Refleksi Hasil Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 dan Persiapan Penyelenggaraan Pemilihan Serentak 2020 di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, 22 Januari 2020.

Menurut dia, beban kerja di pemilu 2019 cukup besar sehingga menjadi salah satu faktor banyak petugas yang sakit atau meninggal dunia. Karena itu, Arief mengusulkan penggunaan e-rekapitulasi untuk membuat proses penghitungan lebih cepat dan tidak membuat petugas kelelahan.

Lihat juga video 'Sejumlah Pemuda di Pasuruan Dukung Muhaimin Maju Calon Presiden 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO