SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pertanian diharapkan menjadi resolusi penguatan perekonomian bangsa pada tahun 2022. Setidaknya ini yang tersirat oleh semangat Kementerian Pertanian (Kementan) yang berhasil menutup tahun 2021 dengan peningkatan ekspor pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menjelaskan pada acara Gebyar Ekspor di Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, yang digelar secara virtual, Jumat (31/12/2021), bahwa Indonesia berhasil mengekspor produk pertanian dari 34 provinsi dengan volume mencapai 1,3 juta ton atau senilai Rp 14,4 triliun ke 124 negara.
BACA JUGA:
- Plh Gubernur Jatim Yakin Proyek HDDAP Kementan Tingkatkan Kesejahteraan Petani Hortikultura
- Pj Gubernur Jatim Sebut Bantuan Alsintan Bentuk Komitmen Tingkatkan Produksi Pertanian di Daerah
- Terima Bantuan dari Kementan, Pj Gubernur Jatim Optimis akan Hal ini
- Jangan Main-Main dengan Kata Kiblat, Ketahui Sejarah Perpindahannya yang Penuh Hikmah
Capaian ini memantik apresiasi banyak pihak. Tak terkecuali para pemerhati pertanian. Di antaranya adalah Haji Marzuki Abdul Ghofur, yang merupakan pelaku usaha beberapa komoditi pertanian, dan Lia Istifhama, Ketua DPD Perempuan Tani HKTI Jatim.
“Pertanian terbukti bertahan di era pandemi dan menjadi penyokong penting dalam ketahanan bangsa, khususnya pangan," ujar Marzuki saat dikonfirmasi, Senin (3/1).
Namun, Tokoh NU Kencong yang akrab disapa Abah Marzuki ini berharap komoditi yang diekspor adalah produk-produk olahan. Dengan begitu, nilai jualnya pun lebih tinggi ketimbang produk mentah.
“Selain komoditi pertanian, komoditi perkebunan, seperti tebu yang merupakan bahan utama gula, harus terus bertahan, bahkan mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas sehingga mampu bertahan di tengah pasar global. Terlebih, pasokan gula di Jawa timur meng-cover 45% kebutuhan Nasional," imbuh pria yang juga dikenal sebagai petani tebu tersebut.
Klik Berita Selanjutnya