BANDAR LAMPUNG, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, tersenyum ketika dikonfirmasi soal gaya hidup mewah para Calon Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-34 NU yang dibuka Presiden Jokowi di Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021).
“Saya sendiri naik kapal seperti para muktamirin yang lain,” kata Kiai Asep yang dikenal sebagai kiai miliarder tapi dermawan itu kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (23/12/2021).
BACA JUGA:
- Silaturahim dengan Gus War dan Gus Da Ploso Kediri, Kiai Asep Disebut Kiai Sing Sugih
- Peresmian Sekber Gus Barra, Kiai Asep: Tak Boleh Ada Orang Miskin di Mojokerto
- Susul Golkar, PPP Serahkan Rekom ke Khofifah dan Emil Dardak
- Menteri Sandiaga Uno Segera Groundbreaking Destinasi Wisata Religi Makam KH Abdul Chalim
Kiai Asep dikenal kaya raya. Tapi gaya hidupnya sangat sederhana. Kiai Asep bahkan tak segan-segan naik becak dan makan di warung-warung kecil sekaligus memberikan sedekah kepada pemilik warungnya.
Pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur, itu memang sangat gemar sedekah. Kiai Asep bahkan menyedekahkan harta kekayaannya hingga ratusan juta tiap hari.
(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (kiri) naik becak, dari pelabuhan Padang Belakang ke acara pertemuan dengan para wali santri di Pulang Belakang, Pulau Batam, Rabu (28/4/2021). Ia naik becak bersama M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com. Foto: BANGSAONLINE.com).
Kiai Asep mewarisi gaya hidup para muassis NU. Terutama ayahnya sendiri, KH Abdul Chalim, yang merupakan pendiri NU.
Menurut Kiai Asep, abahnya, bukan saja sangat anti korupsi, tapi juga tak mau pakai fasilitas negara saat menjadi anggota MPR RI.
“Abah saya ketika jadi anggota MPR RI tak pernah mau tidur di hotel saat rapat-rapat atau sidang MPR. Abah saya memilih tidur di musholla,” kata Kiai Asep.
Kiai Asep juga menceritakan tentang Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari. “Sangat santun dan rendah hati. Kalau memanggil abah saya, memanggil Mas Chalim,” tutur Kiai Asep.
Hadratussyaikh juga sangat kaya. Memiliki banyak sawah dan punya usaha kain. Tapi gaya hidupnya sederhana. Hartanya lebih banyak ditasyarufkan untuk pendidikan, membiayai para santri, di samping untuk sedekah kepada para tamu yang tak pernah surut.
Klik Berita Selanjutnya