SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka menguatkan silaturahim dengan kiai dan habaib, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan (Kang Aher) dan Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan berkunjung ke kediaman Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) An Najiah Sidosermo Surabaya, KH Habib Abdullah Muhajir, Sabtu (13/11/2021).
Dalam kunjungannya, mantan Gubernur Jawa Barat itu menyampaikan rasa syukurnya bisa bersilaturahim kedua kali setelah kunjungan pertama pada 2014 silam.
BACA JUGA:
- DPD Partai Golkar Jalin Komunikasi dengan Gerindra dan PKS Jelang Pilkada Kota Kediri
- Sidang PHPU Perdana MK Panel Dua, Hakim Sebut Bangkalan Dominasi Perkara Jatim
- Bicara soal Konstitusi, PKS Tegas Tentang Konsensus Negara yang Tak Bisa Diubah Seenaknya
- Gerindra Usung Aminudin Maju Pilwali Probolinggo 2024
"2014 awal pernah silaturahim ke sini. Alhamdulillah, kami terus menguatkan ukhuwah islamiyah sebagai sesama muslim, ukhuwah wathoniyah sebagai sesama anak bangsa. Untuk Habib Kiai Abdullah Muhajir Basaiban, terima kasih karena sudah bersahabat di sini dan terus semakin memperkokoh dan menguatkan persahabatan," ujar pria yang pernah berguru pada KH Muhtar Abdullah di Pesantren An Nidhom Sukabumi ini.
Di depan Kiai Muhajir, Kang Aher menyebutkan bahwa kini ia harus memanggil habib karena sudah ditunjukkan silsilah Kiai Abdullah Muhajir yang tersambung hingga ke Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam.
"Dulu saya tidak memanggil habib karena belum tahu, tapi setelah sudah dituntunjukkan Pak Kiai ini masuk di silsilah ke-33, sekarang saya harus memanggil habib," kata Kang Aher sambil melempar senyum ke Kiai Muhajir.
Ia kemudian berpesan kepada Ketua DPW PKS Irwan Setiawan yang mendampingi agar terus menguatkan silaturahim kepada para tokoh masyarakat, kiai, habaib, serta tokoh-tokoh di Jawa Timur.
Kang Aher kemudian menjawab harapan Kiai Muhajir. Ahmad Heryawan menyampaikan bahwa program-program PKS akan selalu sejalan dengan tradisi dan budaya yang sudah ada. Baginya, tradisi yang sudah ada di masyarakat harus terus dilestarikan bahkan dikuatkan.
Apalagi, Kiai Muhajir menambahkan, kitab kuning yang dilombakan adalah Fatchul Mu'in, kitab yang dijadikan rujukan seluruh pesantren NU di Indonesia.