Saat itulah Sa'ad mengatakan kepada Abdurrahman bin Auf, “Dulu saya orang terkaya di Madinah. Tapi sekarang panjenengan orang terkaya di Madinah.”
Dengan merendah, Abdurrahman Bin Auf menjawab. “Ya, tapi kan modalnya dibantu panjenengan.”
Menurut Kiai Asep, Abdurrahman Bin Auf seorang pedagang bertangan dingin, sampai Sahabat Sa'ad melihat setiap sesuatu yang dipegang Abdurrahman Bin Auf menjadi emas.
Kiai Asep lalu menyimpulkan bahwa Abdurrahman Bin Auf adalah contoh seorang Sahabat visioner yang usahanya merintis dari nol atau dari bawah tapi kemudian menjadi konglomerat profesional di tengah kekuatan besar dominasi konglomerasi kaum Yahudi Bani Qainuqa.
“Sama dengan sekarang. Semua bisnis dikuasi China,” kata Kiai Asep. Artinya, menurut Kiai Asep harus yakin bahwa kita bisa menjadi pengusaha besar asal kita punya rasa percaya diri sembari mereferensi kepada al-Quran dan Hadits.
Kiai Asep yang kini memiliki usaha air mineral dan SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) serta usaha lainnya itu menggugah kesadaran para kiai agar di pesantren dikembangkan usaha atau bisnis. Menurut Kiai Asep, Abdurrahman Bin Auf bukan hanya seorang konglomerat kaya raya, tapi juga ahli ibadah dan takwa kepada Allah.
Karena itu Kiai Asep menekankan salat malam. “Tak usah terlalu malam. Menjelang subuh saja,” kata Kiai Asep. Tapi setelah subuh, kata Kiai Asep, jangan tidur. Karena ada Hadits yang artinya bahwa Allah membagikan rezeki antara terbit fajar shadiq hingga terbit matahari. Karena itu saat Allah membagikan rezeki kita jangan absen.
“Ini Haditsnya shahih,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.
Kiai Asep sehari penuh di Bojonegoro. Selama di Bojonegoro, Kiai Asep selalu didampingi H Ahmad Suprayitno, M.P.di, Ketua PC Pergunu Bojonegoro dan Gus Wahid dari Pondok Pesantren Kendal Bojonegoro.
Usai menjadi pembicara di acara OPOP, Kiai Asep menuju Kantor PCNU Bojonegoro. Menjadi pembicara dalam acara Pergunu Bojonegoro yang juga dihadiri Ketua PW Pergunu H. Sururi, S.Ag, MM.
Lalu bersama Gubernur Khofifah dan rombongan Kiai Asep melakukan peletakan batu pertama pembagunan Masjid Kanzul Asy di Pondok Modern Al-Fatimah yang diasuh KH Tamam.
Usai dari acara itu, Kiai Asep bersama Gubernur Khofifah dan rombongan menuju rumah seorang kiai di Bojonegoro. Lalu Kiai Asep ke pondok Pesantren Kendal, pesantren terbesar di Bojonegoro.
Sekitar pukul 20.30 WIB, Kiai Asep dan rombongan kembali ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya lalu ke Pacet Mojokerto. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News