MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., menegaskan bahwa setiap pemimpin selalu dikelilingi dua jenis bithonah (pembantu). Yaitu pembantu yang baik dan pembantu yang tidak baik.
“Itu Hadits Nabi. Tidak ada seorang nabi dan seorang pemimpin, khalifah, kecuali mempunyai dua macam bithonah. Bithonah itu pembantu. Menteri atau OPD-lah,” kata Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Ahad (16/5/2021).
BACA JUGA:
- Masih Wakil Bupati, Gus Barra sudah Bantu Rumah Warga Terbakar dan Gratiskan Mobil Pengantin
- Wakil Ketua Umum DPP PAN Beri Rekom ke Gus Barra di Pilkada 2024
- Dandim 0815 Mojokerto Silaturahim, Kiai Asep Tunjukkan Prestasi Santri Amanatul Ummah
- Projo Sampang Kawal Pembangunan 2 Jalan Poros Kabupaten Senilai Rp91 Miliar
Pembantu yang baik, kata Kiai Asep, adalah pembantu yang selalu mengarahkan pemimpinnya pada kebaikan. Ia bahkan berani mengingatkan jika pemimpin yang ia dampingi melakukan kesalahan.
Sedangkan pembantu yang tidak baik, kata Kiai Asep, selalu mengarahkan pada ketidakbaikan. “Misalnya Pak Jokowi menyebut Jipang. Ini pembantu yang tidak baik,” kata Kiai Asep yang memiliki 12.000 santri.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu menegaskan, seharusnya pidato Presiden dikoreksi secara ketat oleh para pembantunya.
“Seharusnya pidato itu dipersiapkan secara baik dan dikoreksi secara ketat agar tak menimbulkan kehebohan,” kata Kiai Asep yang kini gencar mendirikan 17.000 Pengurus Anak Cabang (tingkat kecamatan) Pergunu di seluruh Indoensia.
Karena itu kiai miliarder tapi dermawan itu mengingatkan Presiden Jokowi agar selalu waspada dan hati-hati terhadap para pembantunya.