KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Setelah "puasa" selama lebih dari 6 bulan, akhirnya para petani tomat di Kabupaten Kediri kini bisa tersenyum lega lantaran saat ini harga komoditas tomat di pasaran mencapai Rp 5.000 per kilogram.
Sebelumnya, semenjak wabah corona melanda, harga tomat anjlok bahkan sampai Rp 500-1.000 per kilogram. Penyebabnya beragam, antara lain adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang menyebabkan produksi tomat tidak bisa dikirim ke daerah lain, serta faktor cuaca yang sangat panas.
BACA JUGA:
- Bantu Anak Vakum Sekolah yang Rawat Kedua Orang Tuanya, Bupati Kediri Terjunkan 4 Dinas Sekaligus
- Bupati Dhito Selawat Bareng Zahir Mania, Habib Bidin: Semoga Kabupaten Kediri Semakin Baik
- Mbak Cicha Minta DWP Kabupaten Kediri Berperan Aktif Cetak Generasi Bangsa Berkualitas
- Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Bupati Kediri Fasilitasi Kebutuhan Umat Hindu
Witoyo, salah satu petani tomat asal Desa Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri mengungkapkan, sejak 10 hari terakhir ini harga tomat mulai menunjukkan grafik peningkatan yang sangat menguntungkan. Peningkatan harga mulai dari Rp 4.500 hingga Rp 5.000 per kilogramnya.
"Dari lahan seluas 1.400 meter persegi selama lima kali panen ini saya sudah mendapatkan 2 ton lebih tomat. Jika cuaca bersahabat seperti hari-hari ini, saya memperkirakan bisa panen total sekitar 10 sampai 12 kali," ucap Witoyo sambil tersenyum lega.
Ia mengungkapkan, awal tanam dahulu menghabiskan biaya sekitar Rp 6 juta, mulai untuk pembibitan hingga perawatan seperti pengairan, serta perawatan dari serangan hama dan jamur.
"Panen kali ini laba yang saya peroleh cukup tinggi. Awalnya dulu saya nekat menanam tomat meskipun harga jualnya saat itu masih anjlok. Namun berkat keyakinan ternyata prediksi saya cocok, saat ini harga di pasaran terus merangkak naik meskipun tidak terlalu banyak selisihnya," kata Witoyo.