"Kita tidak membuat jalur baru dalam pembangunan ini hanya Jalur yang sudah ada kita tumpangi dengan cor," ujarnya.
Ia juga memastikan bahwa pembangunan jalan tersebut sudah di kaji dari aspek hukum. Sehingga tidak bersinggungan dengan cagar budaya dan area pemangku hutan setempat.
Tentang kapan realisasi pembangunanya, menurutnya saat ini perencanaan sudah dilakukan. Dan diperkirakan proses pembangunanya bisa dimulai bulan april 2015 nanti.
Sebelumnya rencana pembangunan jalan di Gunung Penangungan banyak menuai protes dari para Pecinta Alam (PA). Ribuan pecinta alam dari berbagai daerah di Jawa Timur menggelar aksi galang tanda tangan di pos pendakian Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto, Minggu lalu.
Para pencinta alam ini menolak rencana Pemkab Mojokerto yang akan membangun akses jalan menuju puncak Gunung Penanggungan. Sebuah spanduk ukuran 2 x 6 meter dibentangkan di depan pos pendakian Tamiajeng. Ratusan pecinta alam dari berbagai daerah di Jatim pun bergantian membubuhkan tanda tangan di spanduk bertuliskan 'Save Pawitra Jangan Biarkan Tanah Leluhur Kita Direbut'.
Koordinator aksi dari kelompok relawan Save Pawitra (Save Penanggungan), Yahya Setianto mengatakan, aksi penggalangan tanda tangan ini untuk menolak rencana Bupati Mojokerto membangun akses jalan menuju puncak Gunung Penanggungan. Menurutnya, pembangunan jalan baru ini bakal merusak ekosistem hutan. (yep/sta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News