BHS-Taufiq Siapkan Program untuk Kembangkan Kesenian Ludruk Sidoarjo

BHS-Taufiq Siapkan Program untuk Kembangkan Kesenian Ludruk Sidoarjo TAMPUNG ASPIRASI: Cabup BHS berdialog dengan seniman ludruk di Desa Kedungsukodani Balongbendo, Kamis (15/10). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

Mantan anggota DPR RI ini berharap para seniman ludruk ini tidak sampai beralih profesi karena kesulitan biaya. Jika itu terjadi, seni budaya akan mati. Sementara, kesenian ludruk aset budaya warisan nenek moyang. "Padahal di luar negeri, seperti Thailand dan Perancis, budaya menjadi pariwisata," bebernya.

Pimpinan grup ludruk Gema Wijaya, Balongbendo, Suwardi Wijaya mengapresiasi sejumlah upaya BHS-Taufiq untuk mengembangkan kesenian ludruk. "Kami para seniman ludruk mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian tersebut," cetus Suwardi saat berdialog dengan Cabup BHS.

Di depan BHS, Suwardi mengeluh selama pandemi tidak pernah dapat job. Bahkan sejak tahun 2016 hingga kini, mereka tidak pernah lagi mendapatkan kesempatan manggung di acara perlombaan yang digelar Pemkab Sidoarjo.

"Dulu mulai tahun 2012 hingga 2015, ada lomba ludruk yang digelar pemkab. Entah mengapa lomba itu sampai kini tidak diadakan lagi," cetusnya.

Suwardi mengaku beberapa kali menanyakan hal tersebut ke dinas terkait. Namun jawaban dari pemkab menyatakan memang tidak ada lagi agenda lomba ludruk.

Di Sidoarjo, ada sekitar 14 grup kesenian ludruk. Rata-rata satu grup beranggotakan sekitar 50 seniman ludruk. Di wilayah Kecamatan Balongbendo, ada 6 grup ludruk. Grup ludruk itu yakni Gema Wijaya, Karya Jaya, Irama Baru, Warna Budaya, Warna Enggal dan Jenggolo. (sta/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO