MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Ternyata ada cerita menakjubkan, di balik makin gencarnya Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag bersedekah. Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu sangat gemar dan istiqomah membagikan beras, sarung dan uang kepada masyarakat. Setiap tamu yang datang selalu diberi tali asih sarung.
Bahkan kiai miliarder yang dermawan itu kini sibuk membagikan 300 ton beras kepada para relawan penanganan covid-19 dan korban terdampak sosial ekonomi virus corona.
BACA JUGA:
- Sekolah Islam Integrasi Hira Malaysia Kunjungi Amanatul Ummah, Kiai Asep Doakan dengan Khusu'
- Dandim 0815 Mojokerto Silaturahim, Kiai Asep Tunjukkan Prestasi Santri Amanatul Ummah
- Positif Usung Gus Barra, 5 Parpol Tak Buka Penjaringan Cabup Mojokerto
- Sedekah Kiai Asep Turun Rp 5 Miliar, Dulu Rp 8 Miliar hingga Rp 10 Miliar, Kenapa
Yang menarik, Kiai Asep tak pernah membedakan, apakah orang yang diberi sarung itu rajin salat atau bahkan tidak salat. Semua diberi sarung. Dan sarung yang diberikan, selalu sarung dengan merk berkelas. Paling tidak kelas menengah.
Kepada BANGSAONLINE.com, Kiai Asep bercerita, suatu saat ada seseorang tamu. Tamu itu menyampaikan salam Rasulullah SAW kepada Kiai Asep. Tentu saja Kiai Asep kaget. Karena penasaran, Kiai Asep pun tanya, dari mana sang tamu itu tahu Rasulullah SAW kirim salam.
(Para relawan membagi-bagikan sarung sedekah Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada para tamu yang datang ke Guest House Kampus Institut KH Abdul Chalim Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto. foto: MMA/ BANGSAONLINE.COM)
Menurut tamu itu, Kiai Asep mendapat salam dari Rasulullah SAW karena sering memberikan sarung kepada masyarakat. Sang tamu juga bercerita bahwa ada seorang tukang becak tak pernah salat lima waktu. Tapi ketika mendapat sarung dari Kiai Asep, ia lalu salat dan rajin sujud kepada Allah SWT.
Klik Berita Selanjutnya