KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Di balik hiruk pikuk penanganan wabah Corona (Covid-19), ada yang bekerja dalam senyap. Dengan perlindungan diri seadanya, mereka mempertaruhkan keselamatan demi menolong pasien yang terjangkit Corona.
Mereka adalah petugas medis yang menangani pasien secara langsung di ruang isolasi, dengan risiko bisa terpapar virus Corona yang mematikan.
BACA JUGA:
- Kota Kediri Masuk 5 Besar Penghargaan Mensukseskan Gerakan Transisi PAUD-SD yang Menyenangkan
- Ini Upaya Pengamanan oleh BPBD dan Pemkot Kediri saat Pladu Bendungan di Sungai Brantas
- Kota Kediri Jadi Salah Satu dari 4 Daerah Luar Bali yang Ikuti World Water Forum 2024
- Hadiri Harlah ke-78 Muslimat NU, Pj Wali Kota Kediri Singgung Soal Peran Perempuan
“Tidak semua perawat mau ditempatkan di sini karena risikonya yang tinggi,” kata Min, 47 tahun, salah satu perawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri, Jumat (3/4).
Sejak wabah Corona melanda Kota Kediri, RSUD Gambiran langsung membentuk tim dan sarana perawatan pasien yang terpapar penyakit itu. Min, salah satunya.
Sebelum wabah terjadi, Min bertugas di bagian Pengendalian Pencegahan Infeksi (PPI). Dia dipindahkan ke bagian isolasi pasien penyakit menular untuk membantu penanggulangan Covid-19.
Meski banyak rekannya yang menolak tugas tersebut, Min, justru menerima. Sebagai seorang perawat, dia mengaku tak boleh menolak tugas kemanusiaan apapun risikonya. Termasuk kemungkinan bisa terpapar virus mematikan dari pasien yang dirawatnya.
Menurut Min, tugas yang diemban ini tak sebanding dengan penderitaan dan ketakutan pasien yang terindikasi Corona. “Setiap kali dimasukkan ruang isolasi, wajah mereka sangat tegang dan depresi. Bahkan ada yang nyaris bunuh diri karena stres,” ujarnya.
Di sinilah peran Min, dan tenaga medis di ruang isolasi dibutuhkan. Setiap hari mereka membangun komunikasi dan membangkitkan semangat pasien untuk sembuh.
Klik Berita Selanjutnya