Ia berharap sehabis menggunakan alat ini warga diharapkan ikut menjaga dan merasa saling memiliki. Bukan hanya untuk warga Surabaya saja, tetapi untuk seluruh masyarakat yang menggunakannya.
“Saya berharap ini juga digunakan dengan baik, menjaga dan ikut merasa memiliki, itu yang paling penting,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, melalui beberapa aplikasi yang sudah disiapkan pemkot, Robben berharap masyarakat ikut memantau alat ini. Semisal jika ditemui tendon persediaan air habis, sabun habis, dapat melaporkan langsung ke Command Center 112.
“Kami sangat berterima kasih bila ada laporan semacam itu, selain bersama-sama menjaga, warga juga kami harap menyampaikan kondisi nyata di lapangan,” ujar dia.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto menambahkan ini adalah paradigma baru untuk masyarakat yang belum membiasakan cuci tangan sesering mungkin. Oleh karena itu, kampanye pola hidup sehat melalui gerakan cuci tangan harus terus dilakukan.
“Syukur-syukur kalau masyarakat mau memasang wastafel di daerahnya masing-masing. Jadi karena semakin banyak tempat, warga terus terdorong. Ini style (gaya) baru yang harus kita lakukan bersama-sama,” pungkas Eddy. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News