Tafsir Al-Isra' 79: Pemilu 2019, Terhebat dan Terkronis di Dunia?

Tafsir Al-Isra Ungkapan belasungkawa para rakyat untuk petugas KPPS yang gugur saat Pemilu 2019. foto: JESSI CARINA/ KOMPAS.com

Bla bla bla.. hingga kelipatan sepuluh kali dari ayat ke-7 tersebut, yakni ayat ke-70, diangkat martabat anak manusia yang sangat terhormat dan mulia. Dengan bahasa sumpah, Tuhan menyatakan itu. Tidak saja mulia di daratan, mulia pula di lautan. "walaqad karramna bani Adam wa hamalnahum fi al-barr wa al-bahr.."

Lalu, pada ayat studi ini (79), manusia diarahkan menuju kehormatan hakiki di sisi-Nya. Tuhan menggiring mereka ke ruang ilahiyah yang eksklusif dan super pristesius. Mengerjakan shalat tahajjud di keheningan malam, Tuhan pasti menganugerahi posisi terpuji di samping-Nya. "..‘asaa an yab’atsaka rabbuka maqaaman mahmuudaan". So?

Alhamdulillah, kita sudah menyelesaikan pesta demokrasi akbar 2019, paling spektakuler di sepanjang perjalanan demokrasi negeri ini, bahkan terhebat dan terkronis di dunia. Kronis opo?

Bayangkan, sampai tulisan ini diturunkan sudah ada lebih dari 550 orang anggota KPPS dan sekoncoannya mati setelah ngurusi pemilu. Diperkirakan ribuah yang jatuh sakit, entah permanen atau tidak. Pemerintah memberi santunan sekadarnya dan memuji sebagai pahlawan demokrasi. Dulu, ketika korban masih sedikit, televisi corong pemerintah mengabarkan sebentar, lalu lenyap setelah korban sangat besar.

Tentang sebab kematian, dikesankan karena kelelahan, titik. Sementara para ilmuwan yang berkompenten mendesak hendaknya ada penelitian secara konferhenshif dan melibatkan banyak pihak. Penelitian yang tuntas dan berhikmah. Sebab kematian tidak sesederhana itu. Ini tragedi besar dan sifat sakitnya bervariasi. Ada yang stres berat, ada yang hendak bunuh diri dan lain-lain.

Tapi, - sekali lagi- pemerintah sepertinya terkesan mentup telinga. Setidaknya sampai tulisan ini diturunkan tidak ada niat baik pemerintah melakukan itu. Malah lebih fokus pada pemindahan ibu kota. Proyek raksasa yang menghabiskan dana lebih dari Rp 400 triliun itu tentu saja lebih menarik syahwat pejabat. Enak yang membelanjakan, tidak enak yang bayar utang.

Lalu, bandingkan dan bandingkan ketika ada laporan hewan mati mendadak di sebuah daerah. Ada puluhan sapi mati mendadak, ada kambing mati mendadak, ratusan ayam mati mendadak, bebek, ikan, dan lain-lain. Waw, bapak presiden turun tangan dengan memerintahkan menteri terkait dan segenap jajaran agar segera ngurusi, meneliti, dan memberesi. (?)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO