Ibu dari 3 anak ini menambahkan, resep hidupnya hingga dapat menjalani usia senjanya masih tetap dalam keadaan bugar. Yakni sikap sabar, ikhlas menjalani hidup, serta rajin berdoa.
“Ya selalu sabar, ikhlas, dan rajin berdoa,” tutur nenek Sumiati yang gemar mendawamkan membaca bacaan istighfar dan hauqolah ini.
Satu minggu menjelang keberangkatannya menuju Embarkasi Surabaya, janda yang telah hampir 50 tahun lebih ditinggal mati mendiang suami pertamanya ini harus menjalani perawatan selama 5 hari di RSUD Kabupaten Jombang. Menurut Yatim, putri kedua nenek Sumiati yang menjadi pendamping hajinya, ibunya dirawat di rumah sakit karena HB rendah, sakit di paru-paru, dan jantung.
“Ibu hampir seminggu lalu dirawat di rumah sakit. HB-nya turun, paru-parunya ada infeksi, dan ada masalah jantung. Sekarang sudah bagus,” tutur Yatmi.
Karena kondisinya yang mulai membaik, dokter RSUD pun mempersilakan nenek Sumiati untuk tetap berangkat haji dengan catatan harus dengan pendamping. Dokter pun membekali nenek Sumiati dengan berbagai macam obat untuk jangka waktu 50 hari ke depan.
Untuk menunjang aktivitasnya selama menjalankan ibadah haji, JCH usia lanjut ini memakai kursi roda.
Kini, nenek Sumiati sudah tak memiliki keinginan hidup yang muluk-muluk. Ketika berhaji nanti, ia hanya ingin berdoa agar diberikan keselamatan hidup, anak yang sholih sholihah serta meninggal dunia dalam keadaan khusnul khotimah. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News