Kritik Kinerja BPWS, Ulama di Bangkalan Bentuk Forkum Bangsel, Ini Tujuannya

Kritik Kinerja BPWS, Ulama di Bangkalan Bentuk Forkum Bangsel, Ini Tujuannya Ketua Panitia Silaturrahmi Forkum Bangsel KH. Drs. Abdul Jalil Tolha memberikan keterangan kepada awak media. foto: FAUZI/ BANGSAONLINE

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Para ulama dan tokoh masyarakat Bangkalan Selatan mendeklarasikan dibentuknya Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat Bangkalan Selatan (Forkum-Bangsel) di Masjid Raudhatul Hidayah, Pantai Rongkang Kwanyar Barat, Bangkalan, Ahad (17/2/2018).

Acara ini dihadiri oleh ulama serta tokoh masyarakat dari 5 Kecamatan yang ada di Bangkalan Selatan yakni Kwanyar, Kamal, Labeng, Modung, Trageh. Sejumlah ulama dan kiai yang hadir antara lain Bahrul Ulum dari Labang, Abdul Khoir Siroj dari Kelehan, KH. Drs. Abdul Jalil Tolha dan KH Aminul Hadi Nawawi dari Kwanyar, KH Mohammad Rowi Munir, KH Nasir Munir dari Modung, dan KH Wahab dari Tragah.

Menurut Ketua Panitia Drs. KH. Abdul Jalil Tolha, terbentuknya Forkum-Bangsel merupakan bentuk kepedulian dan kekhawatiran pembangunan Bangkalan yang akan dilakukan di Madura pasca digratiskannya jembatan Suramadu.

"Forkum-Bangsel bisa menjadi wadah aspirasi masyarakat dalam menyampaikan pendapatnya demi kemajuan Kota Bangkalan," katanya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengkritik kinerja dan peran BPWS sekaligus Pemkab Bangkalan terkait pembangunan di Madura, khususnya Bangkalan. "Sampai saat ini Pemkab Bangkalan dan BPWS tidak melibatkan para ulama atau kiai dan tokoh masyarakat, Bangkalan Selatan khususnya," ujar KH. Abdul Jalil. Untuk itu, ia meminta agar ke depan pemerintah dan BPWS selaku pelaksana pembangunan lebih transparan dalam memberikan informasi.

Ia berharap, dengan adanya Forkum-Bangsel, pembangunan yang dilakukan di Bangkalan dapat berdampak positif pada masyarakat, tanpa menghilangkan kearifan lokal budaya Madura. 

"Masyarakat, khususnya Bangkalan Selatan, dapat mengawali dan mendukung pembangunan yang ada di Madura tanpa harus menghilangkan budaya. Nilai-nilai religius, budaya, dan adat yang sudah tertanam di masyarakat, serta situs-situs sejarah harus tetap dipertahankan," tuturnya.

KH. Abdul Jalil menegaskan, bahwasannya pertemuan ini murni pemikiran para ulama dan tokoh untuk kemajuan Bangkalan. "Tidak ada unsur politik yang saat ini hangat di perbincangkan masyarakat," pungkasnya. (uzi/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semakin Ketat, Penyekatan Jembatan Suramadu Dilakukan di Dua Sisi ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO