Tak Punya Komputer, Siswa SMA Negeri di Puri Mojokerto Nekat Ikut Olimpiade Informatika

Tak Punya Komputer, Siswa SMA Negeri di Puri Mojokerto Nekat Ikut Olimpiade Informatika Akhmad Rizal saat proses pendidikan.

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Akhmad Rizal Arifudin, siswa SMAN 1 Puri Mojokerto akan bertanding kembali di ajang perlombaan sains bidang Informatika atau komputer di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), September mendatang. 

Sebelumnya Akhmad telah mewakili sekolahnya di ajang yang sama sebanyak 3 kali di tahun 2016 dan 2017.

"Saya berhasil membawa pulang gelar juara di tiga ajang itu. juara pertama saya raih pada perlombaan wilayah Kabupaten Mojokerto, serta wilayah kota dan kabupaten Mojokerto. Yang terakhir saya mendapat juara ke 3 tingkat provinsi oliampiade algoritma dan programing di Unair," kata dia saat diwawancarai, Senin (13/8).

Rizal, sapaan akrabnya menjelaskan secara ringkas mengenai perlombaan komputer yang sering ia ikuti. Lomba yang bagi Rizal cukup rumit itu memadukan dua unsur ilmu yakni pemrograman dan matematika logika. 

"Kami membaca program pascal dan menghitung secara manual. Kami menggantikan peran komputer yang serba instan. Saat lomba, Kami diberi waktu 120 menit untuk menyelesaikan 40 soal," jelasnya.

Uniknya, di sekolah Rizal tak pernah terpikir untuk terjun di dunia pemrograman dan matematika logika. Sebab, mulanya ia lebih berminat mendalami ilmu fisika. 

"Saya dulu suka dengan pelajaran fisika. Tetapi di tengah perjalanan saya merasa tak cocok, dan akhirnya banting stir mendalami ilmu anti mainstream pemrograman dan matematika logika," cetus Rizal.

Selain itu, tak ada fasilitas yang mendukung Rizal untuk belajar. Sampai saat ini Rizal tak memiliki komputer ataupun laptop. Tapi dirinya tak patah semangat, karena ia meyakini bahwa fasilitas hanya penunjang saja bukan sebagai penentu nasib. 

"Tak ada laptop saya memanfaatkan gawai untuk mencari cara-cara memprogram dan belajar soal matematika logika di internet. Pertamanya otodidak, di sekolah ada ekskul teknologi. Dari sana saya diajarkan untuk mempelajari program pascal oleh guru pembimbing dan alumni," ungkap Rizal.

Sementara itu, guru pembimbing matematika logika bernama Dhini Marliyanti menyebutkan, Rizal adalah anak yang tekun dalam belajar dan pandai. 

"Rizal awalnya sudah belajar sendiri, saya hanya menambah-nambahi soal saja ketika latihan," sebutnya.

Minggu depan, Dhini berencana akan mengitensifkan melatih Rizal matematika logika. Sebab, Matematika Logika tak cukup mengandalkan rumus saja melainkan juga menggunakan nalar. Ia berharap Rizal bisa membawa pulang gelar keempat. 

"Belajarnya seminggu 3 kali. Semoga Rizal bisa juara," harapnya. (ris/ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO