Misalnya terkait bahan baku utama, kedelai. Untuk menyediakan kedelai sesuai dengan kualitas yang diharapkan pengrajin, Gus Ipul akan menyiapkan beberapa cara.
"Kami sudah lama mendengar dan berdiskusi dengan dinas pertanian soal kedelai ini. Memang, selama ini pengerajin mengeluhkan kedelai lokal kurang besar, dan tidak lengket. Sehingga, pengerajin terpaksa menggunakan kedelai impor," ujar Gus Ipul.
Padahal, untuk kebutuhan produksi, tiap hari sentra ini bisa menghabiskan 30 ton. "Sementara untuk satu kilogram kedelai impor seharga Rp 7.100. Jadi, setiap hari bisa 2 milyar hanya untuk bahannya saja," urainya.
Oleh karenanya, Gus Ipul akan membantu pengrajin untuk mendapat kedelai impor dengan harga terbaik. Misalnya, mengupayakan pengrajin bisa mengimpor sendiri tanpa melalui pihak ketiga.
"Kami akan berdiskusi dengan pihak terkait untuk usulan pengrajin bisa impor sendiri. Nantinya, pengrajin bisa impor sendiri melalui koperasi," jelasnya.
Selain itu, untuk mengurangi impor, pihaknya juga akan membudidayakan petani lokal untuk menanam kedelai kualitas impor. "Sebenarnya kami sudah pernah mencoba. Namun, hasilnya memang belum terlihat. Kami akan kembangkan kembali," jelasnya.
Sementara untuk subsidi LPG, IKM akan didorong mendapat lebih banyak bantuan, dari yang awalnya 9 tabung tiap bulan menjadi 20 tiap bulan. "Kami akan menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat," jelasnya.
Sedangkan untuk bantuan permodalan, pihaknya berkomitmen untuk mengurangi bunga modal."Kedepan, kami harap bunga pinjaman dari bank ini terus menurun. Bahkan, saya bercita-cita mendorong bunga di bawah lima persen," pungkas cagub pasangan cawagub, Puti Guntur Soekarno ini. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News