Menanti Peran Mulia dari 'Para Nabi' dalam Mendukung Industri Hulu Migas

Menanti Peran Mulia dari Ali Masyhar, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa.

Konsumsi sebanyak itu tak mampu dipenuhi produksi Indonesia, sehingga sisanya impor negara luar negeri. Kedepannya, Ali menyebut Jabanusa menjadi andalan produksi minyak dan gas (migas) di Indonesia. Sehingga diperlukan kerja keras dan tidak mudah menyerah. Tantangan ke depan makin besar.

Khusus produksi gas, sumbangan Jabanusa untuk nasional masih 9-10 persen, yakni 600 - 700 mmcsfd. Gas itu bisa dihasikan dari wikayah Kangean Sumenep, Santos, dan Sampang. Di Sampang yang dikelola HCML bisa memproruksi 100 mmcafd per hari. "Ada temuan baru dari  sumur di Bojonegoro yang bisa produksi gas sebanyak 160 mmcsfd per hari," papar Ali Masyhar.

Meski produki di wilayah Jabanusa sudah mencapai 30 persen dari total produksi nasional, menurut Ali, tantangan kegiatan operasi hulu migas di wilayah ini yang tidak mudah. Misalnya, rencana pengeboran pengembangan Lapindo Brantas yang belum berjalan karena kondisi nonteknis membangun sinergitas semua pemangku kepentingan.

Padahal, menurutnya, sosialisasi kondisi industri hulu migas dengan pemangku kepentingan penting agar meningkatkan pemahaman. Sementara, lapangan yang berproduksi di Indonesia, sebagian besar lapangan tua yang secara alamiah menurun produksinya. 

Lalu, tingginya tingkat risiko eksplorasi dari segi biaya, ketidakpastian, dan lamanyawaktu juga menyebabkan kegiatan ini belum terlihat ada peningkatan yang signifikan. Hal tersebut harus dipahami semua pihak.

Kemudian dengan merosotnya harga minyak dunia berpengaruh terhadap menurunnya iklim investasi karena selisih biaya operasi dan harga jual minyak mentah tipis atau bahkan impas.

Selain dipengaruhi faktor harga minyak dunia, kondisi ini disebabkan aspek finansial investor serta aspek nonteknis, seperti penyiapan lahan, permasalahan sosial serta regulasi pusat dan daerah. "Perlu ada dorongan dari seluruh pihak agar investasi migas kembali membaik," tegas Ali.

Menurut Ali, selain perlu kerja keras yang tanpa menyerah, kerja sama dengan para pemangku kepentingan termasuk para pemimpin media, juga pasrahkan diri kepada Dzat yang Maha Penguasa, Allah SWT.

Ali menguraikan, Allah adalah Zat yang menciptakan dan mengatur rezeki. Sumber rezeki itu datangnya dari Allah. Kita hanya mampu berusaha, sedangkan Dia yang berkuasa menentukan.Allah memiliki kehendak yang mutlak.

Ketika Allah mengatakan akan memberi rezeki yang tak terduga kepada hamba-Nya yang bertakwa. maka tidak ada seorang pun yang bisa menghalanginya. Dia sanggup mengirimkannya kapan saja, dimana saja dan dalam situasi apa saja.

Sebagaimana firman dala Al-Quran surat Ath-Thalaaq: 2-3: "Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar. Dan memberikan rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." Wallahu a'lam bishawab. (dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO