Dikabarkan Anthrax Serang Pacitan, Bupati Katakan Perlu Sinkronisasi Informasi

Dikabarkan Anthrax Serang Pacitan, Bupati Katakan Perlu Sinkronisasi Informasi

PACITAN, BANGSAONOLINE.com - Bakteri anthrax diduga kembali menghantui masyarakat Kabupaten . Setelah tahun 2016 lalu Kecamatan Pringkuku dan Kecamatan Punung yang menjadi titik serangan bakteri, kini Kecamatan Tulakan mengalami hal yang sama.

Dugaan Indikasi bakteri anthrax muncul saat seorang warga Dusun Bandar, Desa Ngumbul, Kecamatan Tulakan, membeli seekor sapi kepada tetangganya. Sapi tersebut hendak digunakan untuk hajatan. Namun ketika disembelih, jeroan sapi mengeluarkan belatung dan beberapa bagian organ lainnya membusuk.

Curiga dengan kejadian tak sewajarnya ini, warga pun melaporkan peristiwa tersebut ke mantri hewan setempat. Seketika, mantri hewan menyatakan daging sapi tersebut tidak layak dikonsumsi, karena terindikasi bakteri anthrax.‎

"Saat itu, situasi menjadi gempar. Sapi tersebut akhirnya dibakar dan dikubur," kata Widodo, Kepala Dusun Bandar Angin, Kamis (2/2/2017).

Namun, petugas yang lainnya, memberikan pernyataan kalau sapi tersebut tidak terkena anthrax. "Persoalan ini masih menjadi teka-teki. ‎Mantri bernama P ( inisial) mengatakan ini kena anthrax. Sementara di lain hari petugas H ( inisial) mengatakan itu bukan anthrax. Padahal sapi sudah terlanjur dibakar dan dikubur. Ini yang membuat bingung warga," jelas Miskun, salah seorang perangkat Desa Ngumbul, secara terpisah.

Sementara itu hingga detik ini, belum ada sosialisasi menyeluruh terkait pengetahuan tentang anthrax. Padahal, sejak April 2016 lalu serangan anthrax seakan menjadi momok menakutkan bagi warga di .

"Belum ada pemberitaan dan pernyataan resmi dari Dinas Pertanian, terkait dengan anthrax. Harapan kami, warga segera diedukasi karena kasihan jika hewannya terkena (antrhax) dan mati. Bukan hanya rugi tapi kalau sampai menular ke manusia kan berbahaya," jelasnya.

Di lain tempat, Bupati , H. Indartato, masih irit berkomentar terkait dugaan adanya serangan bakteri anthrax. Menurutnya, sejauh ini masih diperlukan sinkronisasi informasi antara Dinas Kesehatan serta Dinas Pertanian. "Kita masih terus koordinasikan dengan dua perangkat daerah tersebut," ujarnya.

Namun, lanjut bupati, merunut informasi sementara yang ia terima, ada tujuh warga di yang terindikasi terjangkiti bakteri anthrax. "Enam di antara dinyatakan negatif setelah dilakukan pemeriksaan. Namun satu warga masih dalam penyelidikan tim dokter," tandas Indartato. (pct1/yun/ros)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO