Namun klarifikasi Mbah Benu itu tetap saja menjadi cibiran netizen. Mereka tetap tak setuju dengan penetapan 1 Syawal atau Idul Fitri lebih awal karena dianggap tak ada dasarnya. Mereka tetap menolak meski Mbah Benu beralasan hasil perjalanan spritual dalam menentukan 1 Syawal.
Seperti dikutip jogja.suara.com, banyak netizen yang marah pada Mbah Benu.
"Ngawur mbah, yang mulia kanjeng Nabi aja ketemu Allah butuh banyak syarat dan proses. Lah ente cuma kontak batin," kata salah satu netizen.
"Kontak batinnya gimana, dapat Wahyu maksudnya?" tanya lainnya penasaran.
"Tanpa kakek klarifikasi, saya tahu itu cuma istilah kalau Anda telepon maksudnya kontak batin. Tapi tetep saya enggak percaya sama Anda kek, Anda bukan Nabi," jelas lainnya.
Jamaah Aolia muncul di Gunungkidul pada 1983. Jemaah Aolia kerap mendahului perayaan hari besar Islam, tak hanya Idul Fitri, tapi juga Idul Adha. Dan mereka melaksanakan secara terbuka.
Meski berbeda, pengikut ajaran Islam ini hidup harmonis dengan warga di sekitar Kapanewon Panggang, Gunungkidul.
Sementara Kemenag DIY mengaku tak bisa memaksa jamaah tersebut untuk mengikuti aturan yang ada mengingat pemahaman mereka yang sudah mengakar terhadap pimpinan Jamaah Aolia, Mbah Benu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News