PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Puluhan orang yang tergabung dalam front aksi massa (famas) mengepung tempat rekapitulasi suara pemilihan umum (pemilu) 2024 di gedung PKP-RI, Jalan Kemuning, Kecamatan Pamekasan, Sabtu (2/3/2024).
Dalam aksinya, massa meminta rekapitulasi ditunda karena banyak laporan dugaan kecurangan pemilu yang sampai saat ini belum ditindaklanjuti.
BACA JUGA:
- Sayembara Cipta Maskot dan Jingle pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan Tahun 2024
- Sidang PHPU Perdana MK Panel Dua, Hakim Sebut Bangkalan Dominasi Perkara Jatim
- Catat! Hari ini KPU Pamekasan Buka Rekrutmen PPK untuk Pilkada 2024, Ini Prosesnya
- Safari Ramadan Hari ke-2, Pj Bupati Pamekasan Ucapkan Terima Kasih atas Kondusivitas Selama Pemilu
Bahkan mereka sempat menghadang Ketua KPU dan Ketua Bawaslu Pamekasan agar tidak bisa masuk ke lokasi rekapitulasi. Para saksi partai politik pun dilarang masuk sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Koordinator Aksi, Abdus Marhen, mengungkapkan sejumlah kecurangan yang terjadi saat pemilu di Pamekasan. Antara lain, terjadinya penggelembungan suara di Dapil 5 Pamekasan.
Untuk itu, pihaknya meminta dilakukan penghitungan suara ulang pada dapil 5, khususnya di Kecamatan Pademawu.
"Kami meminta kepada ketua KPU maupun Bawaslu, bahkan pihak kepolisian dan TNI untuk menjelaskan alasan rekapitulasi penghitungan dilaksanakan. Karena kami kemarin sudah melakukan pelaporan (dugaan kecurangan pemilu) kepada bawaslu," cetus Abdus Marhen.
Ia menegaskan akan terus menggelar aksi sampai tahapan rekapitulasi penghitungan suara tersebut ditunda dan laporan yang dibuatnya ditindaklanjuti oleh bawaslu.
"Banyak kecurangan yang terjadi, terutama di dapil 5, mengapa rekapitulasi tersebut masih ingin dilaksanakan. Padahal, banyak kecurangan yang terjadi," tuturnya.
Pantauan di lokasi sampai berita ini ditulis pukul 16.30 WIB, massa belum membubarkan diri, sehingga tahapan rekapitulasi penghitungan suara terancam tidak terlaksana. (dim/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News