Pendeta Jujur Akui Kerasulan Muhammad, Sesuai Injil dan Taurat, Tapi Dikucilkan

Pendeta Jujur Akui Kerasulan Muhammad, Sesuai Injil dan Taurat, Tapi Dikucilkan Dr. KH Ahmad Musta'in Syafi'i. Foto: Tenuireng online

Sanksi materi ini memang tidak mengenakkan. Makanya mereka memilih tidak jujur. Mereka mendustakan tentang kenabian dan kerasulan Muhammad. Padahal, ketahuilah, bahwa mndustakan kerasulan Nabi Muhammad SAW adalah sama dan sesuai dengan keyakinan wong kafir dan para penyembah berhala.

Makanya, para dusta itu menjadi junjungan orang kafir, utamanya dalam memusuhi Islam. Meski demikian para jujur sama sekali tidak takut terhadap sanksi social tersebut dan ancaman apapun. Mereka merasa lebih tenang dan nyaman dengan kejujurannya. Nyatanya derajat mereka justeru semakin diluhurkan oleh Tuhan dan dipuji oleh generasi berikutnya, hingga kini.

“Fa’is’alu ahl al-dzikr in kuntum la ta’lamun”. Kajian filologis, pada ayat ini setidaknya ada dua yang mesti digaris bahwahi :

Pertama, “is’alu”, bentuk “amr” atau perintah yang konotasinya “wajib” dikerjakan, harus dilakukan, sehingga bertanya demi mengunduh Kebajikan adalah ajaran agama dan bernilai ibadah berpahala. Di samping itu pastilah menguntungkan. “Malu bertanya, sesat di jalan”. Tentu bertanya yang sifatnya positif, bukan yag negative.

Kedua, susunan redaksi pada ayat ini terbalik. Lazimnya, pada jumlah syarthiyah harusnya syarat dulu “in kuntum La ta’lamun”, baru jawabnya “ fa’is’alu ..”. Jika kamu tak tahu, maka bertanyalah. Ayat ini justeru dibalik, “bertanyalah, jika tak tahu”.

Teori maqlub begini ini boleh dalam sastera arab, apalagi pada redaksi Kalamullah, al-Qur’an al-karim. Hikmah yang terbaca adalah betapa seseorang itu diperintahkan berhati-hati dan mempersiapkan diri sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

“Bertanya” bagaikan keyword, kunci pembuka yang bisa membuka segala hal yang tertutup, menyingkap hal yang tidak diketahui dan memperjelas hal yang samar. Maka kunci harus dibawa serta dan mendapat perhatian khusus.

Apa yang anda lakukan terhadap kunci kamar, kunci rumah, ketika anda di luar rumah. Karena saking pentingnya masalah kunci, masalah bertanya, maka benar Tuhan menyebutnya di depan, menyebutnya lebih awal agar lebih diperhatikan.

“Siapa tidak mengerti dan tidak mau bertanya, maka ibarat bunuh diri pelan-pelan. (bersambung)”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO