"Dalam Rangkaian Hari Jadi Ke- 78 Jatim saya meminta kepada kawan-kawan di Pemprov Jatim ayo menggelar wayangan di lima titik di Jatim. Bukan tanpa alasan, ini sebagai upaya pelestarian wayang yang sudah diakui UNESCO agar makin intensif dan bisa menginspirasi dan mendidik generasi mendatang," ungkapnya.
Penonton wayang dalam peringatan Hari Jadi Ke-78 Provinsi Jatim yang digelar di Alun-Alun Kab. Ponorogo, Minggu (19/11) dini hari. Foto: Biro Adpim Pemprov Jatim
Khofifah menyatakan, banyak sekali filosofi kehidupan yang bisa dinarasikan melalui wayang. Dan seni dalam pewayangan ini tidak mudah ditirukan oleh teatrikal dan drama karena ceritanya yang panjang dan sarat nilai nilai filosofis baik kesejarahan, kehidupan maupun perjuangan.
"Wayang menjadi ikon budaya yang mendunia dan menjadi pintu gerbang untuk memahami lebih dalam tentang budaya Indonesia," tegasnya.
Gubernur Khofifah juga mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur agar terus menjaga kedamaian, ketenteraman, persatuan dan persaudaraan jelang Pemilu Februari 2024.
Ia menegaskan, siapapun pemimpin Indonesia hasil Pemilu terpilih nantinya merupakan kader terbaik bangsa yang mampu menjaga negara agar tetap tentram dan damai. Ini penting, karena seperti yang sedang dialami Palestina tidak ada kedamaian dan ketenangan, maka harta pun tidak ada harganya.
"Maka dari itu jaga persaudaraan dan persatuan saat Pemilu. Sanggup nggeh (sanggup ya)?” ajak Gubernur Khofifah yang langsung dijawab dengan antusias oleh masyarakat yang hadir.
Gelaran wayang ini merupakan titik kedua, dari total lima titik rangkaian pegelaran Wayang Kulit yang digelar dalam rangka Hari Jadi Ke-78 Provinsi Jatim oleh Pemprov Jatim.
Pagelaran wayang kulit ini dibawakan oleh Ki Rudiyanto dari Blitar dengan lakon Wahyu Manik Moyo. Sedangkan Limbukan atau lawakan dibawakan oleh Cak Kirun dan Cak Marwoto. Dalam acara itu bupati Ponorogo juga hadir. (dev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News