Pertama, meminta kepada kandidat dalam mengadu gagasannya, harus dalam bentuk dialog, tidak bisa monolog, karena gagasan bisa diuji kalau dialog.
Selain itu, ia meminta kepada KPU dalam penyusunan PKPU memperhatikan cara berkampanye di kampus.
"Bentuknya harus dialog, tidak boleh monolog, karena konsep dan gagasannya bisa diuji kalau dialog, kalau tidak dialog, UTM tidak mau," ujarnya.
Kedua, kandidat yang mau berkampanye di UTM atau menyampaikan gagasannya, tidak diperbolehkan membawa atribut kampanye ke dalam kampus.
Ketiga, para kontestan harus diberikan kesempatan yang sama dalam menguji gagasan, dan sebisa mungkin para kandidat secara bersama-sama dalam acara dialog tersebut.
Akan tetapi, ia meminta kepada para dosen, tenaga pendidik dan mahasiswa agar tidak menjadi tim kampanye, bukan menjadi partisan, tim sukses atau pendukung. “Karena di kampus mereka harus objektif untuk menguji gagasan," pungkasnya. (uzi/mar/git).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News