BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Misteri motif penganiayaan terhadap BT (16), seorang santri pondok pesantren di Kabupaten Bangkalan, yang menyebabkan korban meninggal dunia, kini mulai menemui titik terang.
Dugaan sementara, motifnya karena korban mencuri uang milik santri lain. Hal tersebut memancing santri lain untuk melakukan pengeroyokan.
BACA JUGA:
- Dua Pria Bangkalan Curi Motor di Parkiran Puskesmas, Hasilnya Buat Beli Narkoba
- DPRD Bangkalan Tetapkan Raperda Fasilitas Penyelenggaraan Pesantren
- 2 Maling di Bangkalan Kepergok akan Gondol Motor Warga, Satu Bonyok Dihajar Massa, Sisanya Kabur
- Polisi Amankan 55 Poket Sabu dari Calon Pengantin di Bangkalan
Hal itu diungkapkan oleh Kasatreskrim Polres Bangkalan, AKP Bangkit Dananjaya. Ia menyampaikan, pengeroyokan tersebut terjadi pukul Selasa (7/3/2023) malam pukul 22.00 WIB.
Awalnya, para pelaku yang merupakan santri senior mengklarifikasi pencurian uang yang dilakukan oleh BT.
"Diduga awalnya korban (BT) dituduh mencuri uang sebesar Rp400.000 milik sesama santri. Namun pada saat diminta penjelasan oleh pimpinan pondok, korban tidak mengakuinya," jelas Bangkit kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (9/3/2023).
Padahal sebelumnya, korban sudah mengakui kalau dia mencuri uang milik temannya. Namun ketika dibawa ke pimpinan pondok pesantren, ia memberikan penjelasan yang berbeda. BT yang diketahui warga Desa Buluk Agung, Kecamatan Klampis, mengelak jika ia mencuri uang milik temannya.
"Karena korban tidak mengaku, hingga menyebabkan pelaku emosi dan kemudian pemukulan kepada korban," tuturnya.
"BT ini merupakan siswa kelas 1 SMA di ponpes yang berlokasi di Desa Campor, Kecamatan Geger, Bangkalan. Hingga saat ini pihak kami terus melakukan dilakukan tim kepada 15 orang saksi," pungkasnya. (mil/uzi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News