Dua Media Mesir Liput Kiai Asep saat Diterima Direktur Al-Azhar Observer Kairo Terkait Ekstremisme

Dua Media Mesir Liput Kiai Asep saat Diterima Direktur Al-Azhar Observer Kairo Terkait Ekstremisme Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, dan rombongan foto bersama dengan Dr Reham Abdullah Salamah Nasr, Direktur Utama Al-Azhar Observatory for Combating Extremism dan stafnya, di kantornya, Kairo, Mesir, Rabu (11/1/2023). Foto: BANGSAONLINE

Al-Azhar Observatory for Combating Extremism berdiri pada 2015. Namun, meski masih berusia muda, kinerjanya mendapat pujian banyak pihak karena efektif menangkal dan terorisme.

Kerja utama Al Azhar Observer adalah memantau informasi dan pemikiran ektrem yang menyebar di berbagai bahasa seluruh dunia. Tak kurang 15 bahasa asing menjadi perhatian Al-Azhar Observer. Termasuk bahasa Inggris, Prancis, Jerman, China, Spanyol, Arab, dan bahasa lainnya.

Semua informasi dan pemikiran ekstrem dan radikal, baik di media mainstream maupun media sosial, mendapat perhatian secara cermat. Informasi dan pemikiran ekstrem itu dikaji dan dibantah. Termasuk juga soal Islam phobia.

Cakupan kerja Al-Azhar Observer memang sangat luas, karena meliputi banyak bahasa. Karena itu, tim yang menjadi anak budah Dr Reham sangat banyak. Pantauan BANGSAONLINE di lantai 2 di Gedung Al-Azhar Observer, tak kurang dari 60 orang bekerja tiap hari.

Al-Azhar Orserver juga memproduksi narasi tandingan sebagai wacana alternatif yang inklusif. Termasuk fatwa dan pemikiran inklusif ulama Al-Azhar yang punya otoritas keilmuan dan keagamaan tinggi, terutama terkait dengan dan terorisme.

Tampaknya pemikiran-pemikiran aushatiyah (tengah) dan moderat ulama Al-Azhar inilah yang membuat Gubernur Khofifah tertarik menerjemahkannya. Kabarnya, Gubernur Khofifah telah melaporkan masalah ini kepada Presiden Joko Widodo.

Begitu juga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kairo Mesir. Informasi yang diterima BANGSAONLINE dari KBRI Kairo Mesir menyebutkan bahwa Duta Besar RI di Mesir, Lutfi Rauf, telah melaporkan masalah tersebut kepada Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri dan juga Gubernur Jawa Timur.

“Tinggal MOU saja,” kata Gus Muhib – panggilan Dr KH Mauhibur Rohman, Rektor IKHAC yang banyak berperan mengomunikasikan masalah tersebut dengan berbagai pihak di Mesir. (M Mas’ud Adnan).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO