Sementara itu, Ketua Komisi II Agus Wahjudi Utomo tampak geram usai meninjau proyek ini. Ia memberikan beberapa catatan untuk kedua proyek tersebut.
"Saya meragukan sky walk selesai akhir November. Instalasi pembuangan limbah sampai sekarang belum ada meski itemnya tertulis," ungkapnya.
Sedangkan tugu alun-alun, lanjut dia, mestinya tertutup batu merah. "Tapi karena tidak ada penganggaran, maka lantai dan pilar tidak selesai 100 persen. Padahal ini tidak ada anggaran lagi. Sepertinya berpotensi mangkrak," ujarnya.
Agus menduga ada perubahan masterplan dalam proyek alun-alun. "Sepertinya ada perubahan masterplan, ada beberapa tidak sesuai perencanaan awal. Dan saya minta proyek ini selesai sesuai waktu kontrak," tegasnya.
Dikonfirmasi tugu alun-alun, Kepala DLH Bambang Mujiono mengakui adanya kekurangan anggaran untuk proyek alun-alun. "Pendukungnya bisa dianggarkan lagi toh. Ya, harusnya jadi satu kesatuan (lantainya). Karena uangnya kurang ada yang 'dikorbankan'. Kita milih mana yang dikorbankan," paparnya.
Soal perubahan perencanaan, Bambang membantah. Menurutnya, proyek ini sesuai perencanaan. "Persoalannya cuma uangnya kurang. Estimasi kurang Rp1 miliar untuk alat pendukungnya," pungkasnya. (yep/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News