Hadapi Krisis Pangan Dunia, Khofifah Komitmen Pertahankan Jatim Sebagai Lumbung Pangan Nasional

Hadapi Krisis Pangan Dunia, Khofifah Komitmen Pertahankan Jatim Sebagai Lumbung Pangan Nasional Gubernur Jatim Khofifah saat menghadiri puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-42 Tahun 2022 Provinsi Jawa Timur, di Jatim Expo, Surabaya, Rabu (19/10) sore.

"Para petani ini akan memiliki produksi yang lebih signifikan jika ada harvester, dryer, dan RMU. Sehingga produknya bisa berkualitas premium. Apalagi, memang padi di Jatim pada dasarnya kualitasnya premium, hanya karena keterbatasan alat seperti dryer sehingga pengeringan kurang maksimal. Dampaknya, kandungan airnya sering masih cukup tinggi sehingga saat diolah pecahnya banyak, maka kualitasnya jadi medium," urainya.

Dengan adanya harvester, lanjut Khofifah, lost produksi bisa dikurangi hingga 9-11 persen. Dengan demikian, jika Jatim produksinya hampir 10 juta ton, dengan adanya harvester bisa ditingkatkan mencapai 11 juta ton.

“Itulah mengapa saya usulkan supaya grace periode KUR alsintan bisa sampai empat tahun. Karena sudah ada yang bisa dapat grace periode di sektor lain,” tegasnya.

Begitu juga dengan implementasi Better Nutrition. Dalam hal ini Gubernur Khofifah mengajak seluruh kepala daerah bersama segenap tim penggerak PKK kabupaten/kota menjadikan referensi dalam penurunan kasus stunting di .

"Kita bisa menjadi Bapak/Ibu asuh bagi satu anak yang terindikasi stunting. Ini jadi salah satu langkah bersama untuk menurunkan angka stunting sesuai target Presiden Jokowi, di bawah 14% pada tahun 2024," ucap Khofifah.

Sementara untuk Better Environment, Gubernur Khofifah secara khusus mengingatkan para kepala daerah untuk menjaga keseimbangan dalam minat pembangunan industri dan lahan sawah yang dilindungi (LSD). Serta memastikan, untuk LSD tidak digunakan untuk industrialisasi.

"Mohon kepada seluruh kepala daerah agar LSD jangan dikonversi ke industri. Cari lahan-lahan lain yang dalam kondisi idle. Maka baru kita bisa masuk ke Better Life sebagai implementasi yang terakhir," tegasnya.

Dengan terpenuhinya empat implementasi tersebut, Gubernur Khofifah meyakini bahwa Indonesia, utamanya , bisa menuju kedaulatan pangan, bukan sekadar ketahanan pangan.

"Potensi pangan kita luar biasa, masyarakat kita luar biasa. Diberi stimulan kecil, hasil produktivitasnya luar biasa. Jadi kita harus terus optimis tapi tetap waspada," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengaku takjub atas keberhasilan dalam surplus beras pada tahun 2021 lalu. Secara khusus, dirinya menyampaikan apresiasi penuh atas kerja keras seluruh insan pertanian Jatim yang menjadikan Jatim sebagai pemasok pangan bagi 16 daerah lainnya.

"Kami ucapkan apresiasi setinggi-tingginya karena tidak hanya surplus beras, tetapi juga menjadi pemasok pangan bagi 16 daerah lain," terangnya.

Dirinya optimis Jatim akan jauh dari krisis pangan. Namun, bukan menjadi alasan untuk tidak waspada. Untuk itu, demi menjaga ekosistem pangan Jatim yang sudah baik, pihaknya berkomitmen untuk menjaga keseimbangan di hulu dan hilir.

"Petani dan peternak harus untung, tetapi di hilirnya juga harus seimbang antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi," tegasnya. (dev/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO