Sementara Soeseno, Ketua DPN APTI mengatakan, saat ini harapan menanam petani tembakau tidak hanya terhalang guyuran hujan yang menyebabkan kematian tanaman tembakau. Namun kondisi saat ini, tanaman tembakau diterjang berbagai isu negatif. Mulai dari isu kesehatan hingga pencemaran lingkungan. Belum lagi ratusan regulasi nasional maupun regional yang berdampak pada petani tembakau di sisi hulu ekosistem pertembakauan.
"Kita para petani harus bersatu menyelamatkan tembakau. Tembakau telah memberikan kontribusi dan sumbangsih yang cukup besar bagi penerimaan negara. Termasuk penyerapan tenaga kerja. Ada 2,5 juta petani tembakau, 1,5 juta petani cengkeh, dan sekitar 2 juta tenaga kerja manufaktur hingga industri kreatif yang diserap oleh ekosistem pertembakauan. Mari kita berjuang agar tembakau nusantara tetap lestari. Kita serukan bahwa petani tembakau di kabupaten ini tetap eksis. Madura sebagai jantung pertembakauan nasional, masih hidup, masih semangat menanam," tutur Soeseno.
Ia menambahkan bahwa tembakau adalah kultur, budaya yang telah diteruskan turun-temurun di Madura. Sehingga menanam tembakau bagi masyarakat Madura adalah bagaimana budaya itu hidup dan berkembang.
"Dengan segala regulasi yang belum berimbang dan menekan, kita tunjukkan bahwa kita masih tetap semangat menanam, hidup petani tembakau," tegas Soeseno.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Pamekasan Samukrah mengungkapkan, meski cuaca kurang bersahabat namun beberapa petani ada yang menanam hingga tiga kali, karena tanaman pertama dan kedua mati akibat hujan. “Mereka yang masih tetap menanam hingga tiga kali, karena petani optimistis hujan berhenti pada akhir Juni dan pada Juli cuaca cerah dan semoga tidak ada hujan,” ujarnya.
Pamekasan sebagai sentra produksi tembakau Jawa Timur (menyumbang kontribusi 60 persen) yang juga mendukung ketersediaan tembakau nasional, tahun ini diperkirakan lahan yang sudah ditanami seluas 1.400 hektare. Dibandingkan Juni 2021 lalu, karena saat itu cuaca bagus, luas lahan tembakau yang ditanami sebanyak 15.000 hektare. Sementara luas areal tembakau yang tertanam pada 2021 lalu, hampir 24.000 hektare.
"Sampai hari ini, tembakau sudah menjadi bagian erat dari keseharian masyarakat Pamekasan. Mari kita lestarikan!," ajak Samukrah. (dim/ari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News