Di Konawe, Khofifah Ungkap Pesan Hadratussyaikh, yang Berjuang di NU Diakui Santrinya

Di Konawe, Khofifah Ungkap Pesan Hadratussyaikh, yang Berjuang di NU Diakui Santrinya Khofifah Indar Parawansa bersama para kiai, tokoh masyarakat dan Muslimat NU di di Ponpes Minhajut Thullab, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Sabtu (20/4/2024). Foto: dok. pribadi

“Barokah rizkinya, umurnya, keluarganya dan bismillah insya Allah membuka pintu surganya untuk kita semua. Amin ya Robbal Alamin,” ujarnya.

Sebelumnya, menjelaskan bahwa halal bi halal menjadi momentum penting untuk menyatukan pemikiran, saling bermaaf maafan dan menpererat ukhuwah.

“Halal bi halal sudah menjadi tradisi dan budaya warga Indonesia yang dilakukan setiap hari raya Idul Fitri. Tradisi ini, awal mulanya, diperkenalkan oleh ulama pendiri Nahdatul Ulama, K.H. Abdul Wahab Hasbullah,” tutur .

bercerita bahwa saat itu Presiden Soekarno silaturrahim pada Kiai Wahab Hasbullah dan menyampaikan tentang kondisi bangsa yang menurutnya membutuhkan forum untuk bisa saling bersapa yang meneduhkan antarpemimpin politik pada masa itu.

“Atas saran K.H. Abdul Wahab Hasbullah, kemudian di Hari Raya Idul Fitri 1948 H, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk bersilahturahmi di Istana Negara dengan judul 'Halal Bihalal',” kata .

Nah, sejak itulah berbagai instansi pemerintahan di era Soekarno menggelar halal bihalal dan berkembang luas di masyarakat hingga menjadi suatu tradisi di masyarakat Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Gila NU dan Orang NU Gila, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (16)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO