Suka Cita Sambut Ramadan, Khofifah: Momentum Tingkatkan Kualitas Ibadah dan Kesalehan Sosial

Suka Cita Sambut Ramadan, Khofifah: Momentum Tingkatkan Kualitas Ibadah dan Kesalehan Sosial

dengan demikian mestinya bisa menciptakan kultur gotong royong dan keceriaan dalam berbagi. adalah tarbiyah untuk bersedekah, sekolahan yang efektif untuk menyapa mereka yang tidak berpunya.

“Alhamdulillah, selama saya manjadi Menteri Sosial 2014-2017 dan menjadi Gubernur Jawa Timur 2019-2023, kami mendorong ekosistem jaminan sosial dan kultur giving, loving and caring yaitu kebiasaan memberi, mencintai dan kepedulian sosial. Kami gelorakan bersama stake holders dan struktur formal maupun bersama yayasan sosial masyarakat, tokoh masyarakat dan kalangan industri semangat berbagi,” jelasnya.

Pengalaman dalam mentransformasikan sistem bantuan sosial dan perlindungan sosial itu saya tuliskan dalam buku yang diterbitkan oleh Airlangga University Press tahun 2023 yang berjudul No One Left Behind: Upaya Indonesia Membangun Sistem Perlindungan Sosial Modern.

“Bagi saya bulan sangat erat dengan visi dan misi serta amanat kami dalam memimpin Jawa Timur. Kami diamanati oleh pemerintah untuk menjadikan semua bulan laksana bulan sebagaimana Undang Undang No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah kami untuk menangani berbagai masalah sosial masyarakat berkembang cukup pelik. Bahkan masalah masalah tersebut secara kualitatif dan kuantitatif cenderung mendalam dan meluas spektrumnya di Provinsi besar untuk menopang kejayaan Indonesia,” ujarnya.

Hal yang sama juga ia dorong dan sampaikan dalam banyak kesempatan aksi sosial dalam Nahdlatul Ulama, serta yayasan sosial dalam Nahdlatul Ulama. Sebagaimana diketahui, jejaring Khofofah tidak hanya di kalangan NU dan serta Badan Otonom lain namun juga kami kolaborasikan dengan kalangan Ponpes, kampus, organisasi sosial pada umumnya di Jawa Timur dan lembaga lembaga LAZISNU, LAZISMU, yayasan sosial non kegamaan.

Buku tersebut berisi tentang bagaimana transformasi sistem yang lebih efisien, modern dan berkelanjutan berdasar penggalian informasi lapangan dan usaha reformasi sistem tersebut serta bagaimana sistem yang tercipta tersebut mendapat pengakuan dunia.

“Semangat bisa meningkatkan virus positif filantropisme yaitu semangat atau kesadaran mendekati Sang Pencipta dengan jalan memberi, mencintai orang papa dan membantu sesama. Inilah esensi bulan Ramdhan sekaligus makna hakiki berpuasa, meningkatkan empati sosial,” ujarnya.

Semakin hari, menurutnya dewasa ini semakin banyak testimoni yang datang dari kalangan orang kaya papan atas yang mangatakan hidupnya seakan benar benar merasa bahagia setelah mereka bisa membantu sesama.

Bahkan di luar negeri, orang orang terkaya di dunia mendirikan yayasan sosial mengirimkan bantuan ke berbagai belahan dunia, dengan dua pernyataan yang jelas bahwa dengan charity (bersedekah), mereka hidup lebih tenteram Bahagia dan harta mereka tak pernah berkurang karena sedekah.

“Dari lapangan, saya mencatat bahwa semacam ada kesukacitaan masyarakat untuk membantu dan memperhatikan mereka yang membutuhkan pertolongan serasa meningkat di berbagai kalangan. Orang orang kaya menyisihkan sebagaian hartanya untuk mereka yang membutuhkan. Tampak jelas nyata bahwa ikut meningkatkan kepedulian sosial,” imbuhnya.

Semoga melalui bulan kita bisa meningkatkan gerakan peduli sesama demi kemanusiaan; membantu mereka mempunyai keterbatasan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan asasinya, seperti halnya apabila terdapat bencana atau kerawanan. Hanya dengan itulah manisnya bulan suci terasa jelas di bumi ini,” pungkas . (dev/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Awal Mula Tarawih Cepat di Ponpes Hidayatullah Al Muhajirin Bangkalan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO