Dialog Tuhan Satu dan Tuhan Banyak, Tafsir Al-Quran Aktual HARIAN BANGSA

Dialog Tuhan Satu dan Tuhan Banyak, Tafsir Al-Quran Aktual HARIAN BANGSA Dr. KH Ahmad Musta'in Syafi'ie.

Paparan ini sengaja diunggah agar mereka yang berakal sehat menilai sendiri, sesungguhnya siapa yang rendahan dalam persoalan ketuhanan ini: mereka yang menyembah patung buatan mereka sendiri, benda bisu yang tak bisa apa-apa.

Atau RasulullahSAW dan para sahabat yang menyembah Allah SWT, Tuhan Pencipta alam semesta?

Memang masalah keimanan adalah masalah pilihan, masalah pribadi, dan masalah kecenderungan. Meskipun demikian, keimanan juga masalah hidayah, petunjuk Tuhan sesuai otoritas-Nya. Justru ini lebih mutlak dan dominan. Maka dituntut berusaha mengunduh hidayah tersebut. Ini wajib dan ini yang paling berpeluang mendapatkannya.

Bagi mereka yang diberi hidayah, tentu ada saja cara mendapatkannya. Sedangkan bagi yang tidak, meskipun ada di depan mata, nyata dan tidak terbantah, justru malah berpaling, menjauh dan memusuhi. Hidayah tidak kunjung bukan karena tidak diberikan, tetapi lebih karena penolakan dari yang bersangkutan.

Dialog Tuhan satu dan Tuhan lebih dari satu itu seru sekali, terjadi antara Rasulullah SAW dan orang-orang musyrik jahiliah yang mempunyai Tuhan lebih dari satu. Setidaknya ada tiga Tuhan favorit, yakni: al-Lat, Manah, dan al-‘Uzza di samping ada patung Hubal yang serem.

Ketika Rasulullah menawarkan Tuhan Satu, Allah SWT dzat yang maha Esa, poro kafir itu terheran-heran dan berteriak, “... inn hadza lasyai’ ‘ujab” (shad:5).

Bagaimana bisa wahai Muhammad, kebutuhan kita itu banyak, butuh uang, butuh pangan, butuh sandang, istri, anak, bayar ini, itu dan sebagianya. Mana bisa hanya diurus oleh satu Tuhan?

Dengan tenangnya, Rasulullah SAW mengajak bermain logika: "Tanyakan kepada pelayan atau budak yang kalian miliki. Enak mana mempunyai satu sayid, menjadi budak dari seorang majikan atau menjadi budaknya banyak majikan?"

Mendengar paparan tersebut, mereka hanya terdiam, meski nampak mendongkol. Ya iya lah, kalau majikannya banyak, maka bisa dibayangkan pasti banyak perintahnya, banyak yang harus dilayani. Yang satu minta itu, yang lain minta ini dan seterusnya. Tidak hanya bingung, bisa nyonyor juga. (bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO