Oleh: Dr KH Ahmad Musta’in Syafi’i, M.Ag
Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr KH A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz). Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Kali ini Kiai Musta’in menafsiri Surat Thaha: 124 – 126. Selamat mengikuti.
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
THAHA : 124-126
TAFSIR
Empat ayat kaji ini adalah kelanjutan ayat kaji sebelumnya yang berbicara tentang anak manusia yang diturunkan ke bumi, lalu dinasehati agar pandai-pandai mengunduh hidayah Tuhan. Jangan sampai menjauh dan berpaling karena menyebabkan kesengsaraan.
Diingatkan, bahwa siapa berpaling dari Tuhan maka hidupnya sumpek, tidak fresh dan tidak mendapatkan ketenangan hakiki, “ma’isyah dlanka”. Tuhan tidak membicarakan materi, kekayaan atau uang. Karena tidak ada korelasi positif, bahwa yang bertaqwa pasti kaya dan yang durhaka pasti melarat.
Ma’isyah serumpunan dengan kata “asya - ya’isy – isyah –ma’isyah “, artinya hidup, kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah materi atau uang. Tapi uang bukan satu-satunya kehidupan, melainkan salah satunya.
Di sini baru bisa dibedakan : antara orang beriman yang punya kekayaan dan orang kafir yang juga punya kekayaan. Sama-sama punya kekayaan, tapi rasa dalam kehidupannya berbeda.
Orang beriman dan bertaqwa akan mengerti manfaat kekayaan secara hakiki. Kekayaah itu dipakai untuk membeli surga sebaik-baiknya, surga kelas atas yang mesti mahal harganya. Seperti halnya kita booking hotel kelas vvip. Maka dia loyal berderma dan ikhlas bersedekah di jalan Tuhan tanpa pernah takut menjadi miskin. Orang ini pasti hidupnya sangat lega dan serba indah.