Merdeka Belajar yang Inovatif

Merdeka Belajar yang Inovatif M. Aminudin.

Oleh: M. Aminudin

Menjelang Hari Keterampilan Pemuda Sedunia pertengahan Juli 2023 ada hadiah kejutan dari Pemuda Indonesia yang masih berstatus pelajar Pelajar yang berhail memperoleh juara 2 di kompetisi sains internasional di ajang Asean Student Science Project Competition (ASPC) 2022 di Thailand. 

Salah satunya, Siswa madrasah dari MAN Insan Cendekia Gorontalo Farrel Aryo W. Dalam kompetisi di jaringan itu, Farrel memperoleh juara 2 kategori Sains Terapan dengan karya ilmiahnya 'Wrist Strap Innovation for Body Temperature (oC), Heart Rate (Bpm), & Oxygen Saturation Level (%Spo2) Real-Time Monitoring Using Photoplethysmograph Method'. 

Selain itu, pelajar Vania Anindita dan Najikha Aaliyah dari SMA IT Al Irsyad Purwokerto mendapatkan penghargaan the Consolation Prize kategori bidang ilmu Biologi dengan karya ilmiahnya 'Analysis of the Potential of Mangostin Compounds as Glycoprotein Inhibitors 2019-nCOV Based on Computational Chemistry Approach: Molecular Docking'.

Capaian prestasi MAN Insan Cendekia di tingkat dalam kompetisi Sains cukup spektakuler karena menunjukkan bahwa Madrasah di Indonesia makin Go Internasional, diakui kualitasnya di kancah regional atau internasional bahkan sering mengalahkan Sekolah-sekolah umum seperti SMA dan SMK dalam IPTEK, yang di masa lalu Madrasah sering dianggap sebelah mata dalam bidang sains atau IPTEK. 

Itu berarti program Merdeka belajar yang mulai digulirkan 2019 bukan hanya sudah dirasakan perubahan positifnya di bangku sekolah umum seperti SMP, SMA dan sejenisnya tapi juga sudah mulai dirasakan manfaat di Madrasah-Madrasah sehingga memunculkan inovasi yang sudah di akui di mancanegara. Kurikulum Merdeka Belajar memang lebih simpel dan fleksibel sebagai upaya semakin membuat siswa lebih aktif. 

Hal tersebut disebabkan kurikulum mendorong aktivitas akademis lebih relevan dan banyak memberikan ruang untuk tugas berbasis proyek atau project base. Kurikulum Merdeka yang dirancang mengintegrasikan Project based learning (PBL) sebagai alternatif pilihan model pendidikan dalam sebagai model pembelajaran inovatif dan kreatif dalam membekali siswa menerapkan konsep , diantaranya berpikir kritis, kolaborasi serta mencari solusi terbaik dalam permasalahan yang dihadapi.

Dalam skema peran guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, kondusif, mengenal gaya belajar siswa serta lebih memfokuskan pada kebutuhan, minat dan bakat siswa dalam hal ini konteks

Menciptakan suasana kelas yang kondusif dimaksudkan pembelajaran yang disampaikan mencapai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan target dan membuat siswa lebih termotivasi dalam memahami materi. 

Di samping itu, Guru harus bisa memberikan solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul, seperti pendekatan, model, metode yang tepat dalam proses pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, penilaian yang tepat, serta output siswa yang sesuai dengan yang harapan dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 

Dengan kata lain menuntut guru harus mampu mengimplementasikan tujuan yang dicapai sesuai dengan kebutuhan siswa di era saat ini yang mampu berpikir kritis dalam membudayakan di kelasnya.

Dalam konsep , guru diberi kebebasan dalam menentukan langkah yang tepat dan strategis sehingga diharapkan mampu menjawab tantangan dan permasalahan pendidikan saat ini. 

Bagaimana guru menentukan treatment yang tepat dalam mengaplikasikan konteks kepada siswa-siswanya dalam mencapai keberhasilan penerapan konsep

Berkaitan dengan konteks di antaranya menerapkannya Project Based learning. Project Based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dalam melakukan suatu investigasi terhadap suatu topik. 

Investigasi dalam memecahkan masalah dan mencari solusi yang tepat dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan bakat dan ketertarikan siswa. Dalam model pembelajaran project based learning siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi lainnya untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar yang sangat dekat dengan pekerjaan nyata di lapangan. 

Kegiatan tersebut dilakukan siswa secara kolaborasi dan kreatif. Hal ini sejalan dengan pernyataan MENDIKBUD Nadiem Makarim bahwa Kemampuan berkolaborasi didunia semakin dibutuhkan di era saat ini, karenanya kolaborasi dan membangun kreativitas menjadi esensi dari kebijakan Merdeka Belajar.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO