BANDAR LAMPUNG, BANGSAONLINE.com – Dr KH Fadlolan Musyaffa’, LC, MA, pengasuh Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Mijen, Semarang, menilai ada yang unik pada Muktamar ke-34 NU yang dibuka Presiden Joko Widodo di Pondok Pesantren Darussya’adah, Lampung Tengah, Rabu (22/12/2021).
“Khutbah Iftitah Rais Aam Syuriah dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung, tedapat bid'ah mukhalif dari tradisi muassis Jamiyah Nahdlatul Ulama, yang juga menjadi tradisi setiap Rais Syuriah di semua lapisan dari PBNU sampai Ranting,” kata Kiai Fadlolan Musyaffa’ dalam rilisnya kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (23/12/2021).
BACA JUGA:
- Gus Nadir Sebut PBNU Makin Parah, Rais Aam-Ketum Terlibat Politik Kumpulkan PWNU-PCNU Dukung 02
- Kiai Marzuki Mustamar Dipecat atas Usul Rais Syuriah PWNU Jatim, Ini Surat Pemecatannya
- BREAKING NEWS! Ketua PWNU Jatim Dipecat, Gus Salam: Rais Aam Pidato Arahkan ke 02
- Sungkem, Dzikir dan Baca Basmalah Keras Bid'ah? Kiai Marzuki Mustamar Tunjukkan Haditsnya
Bid’ah?
“Bid'ah yang dimaksud adalah beda dari istilah khutbah iftitah yang lazimnya berbahasa Arab, diganti dengan bahasa Indonesia dan Inggris,” kata alumnus Universitas Al-Azhar Mesir yang juga Sekretaris MUI Jawa Tengah itu.
Menurut dia, bila khutbah iftitah menggunakan bahasa Indonesia, maka namanya sambutan pembukaan. Bila menggunakan bahasa Inggris namanya opening seremonial.
“Momentum muktamar adalah tampilnya seorang Rais Aam Syuriah menampakkan kealiman, kefaqihan, dan kemahiran dalam berbahasa arab. Tapi kali ini sungguh beda dari sejarah setiap Rais 'Am sebelumnya,” tegas Kiai Fadlolan Musyaffa.