KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan akan berakhir ini, ternyata tidak berpengaruh terhadap usaha penjualan tape singkong yang dijalani Sulani, warga Dusun Ngrancangan, Desa Wonojoyo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.
Menurut pria berumur hampir 75 tahun itu, penjualan tape produksinya tiap hari masih lancar. Ia menjajakan tape menggunakan sepeda hordognya (tua) keliling dari desa ke desa sejauh lebih dari 50 km.
BACA JUGA:
- Meriahkan Hari Jadi ke-1220 Kabupaten Kediri, PPBI Gelar Pameran dan Kontes Bonsai Nasional
- Dua Napi Terorisme di Kediri Sujud Syukur Usai Dinyatakan Bebas Bersyarat
- Polrestabes Surabaya Tangkap Buronan Terduga Kasus Penipuan dan Penggelapan di Kediri
- Halal Bihalal Bersama PGRI Kota Kediri, Pj Zanariah Ungkap Komitmen Pemkot di Bidang Pendidikan
Sulani berangkat dari rumahnya di Kecamatan Gurah sekira pukul 06.30 WIB. Pria ini masih sanggup ngonthel untuk menjajakan dagangannya kepada pelanggan.
Berjualan tape singkong sejak tahun 70-an, Sulani mengaku, setiap hari memasak ketela pohon alias singkong sebanyak 50 kg. Setelah diproses hingga menjadi tape, bobotnya berkurang menjadi 30 kg tape senilai Rp.200-300 ribu.
Tape berbobot kurang lebih 30 kg itulah yang setiap hari dijual dengan cara berkeliling kota bahkan sampai desa di Kabupaten Nganjuk bagian timur. Tepatnya sampai Desa Baleturi, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk.
Untuk mencapai warung atau rumah pelanggannya yang ada di Kabupaten Nganjuk, Sulani harus naik perahu gethek dari Desa Jong biru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri agar bisa menyeberangi Sungai Brantas.