Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
102. Qaala laqad ‘alimta maa anzala haaulaa-i illaa rabbu alssamaawaati waal-ardhi bashaa-ira wa-innii la-azhunnuka yaa fir’awnu matsbuuraan
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Dia (Musa) menjawab, ”Sungguh, engkau telah mengetahui, bahwa tidak ada yang menurunkan (mukjizat-mukjizat) itu kecuali Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata; dan sungguh, aku benar-benar menduga engkau akan binasa, wahai Fir‘aun.”
TAFSIR AKTUAL
Ayat 101 bertutur tentang nabi Musa A.S. yang dianugerahi sembilan ayat (tis' ayat), sembilan firman suci, atau sembilan tanda kebesaran Tuhan. Dan Fir'aun mengingkari, bahkan menuduh Musa sebagai tukang sihir.
Lalu ayat ini memberitakan sikap balik nabi Musa A.S. menohok Fir'aun: "Hai Fir'aun, sejatinya kamu itu sangat mengerti bahwa sembilan ayat itu benar-benar anugerah Tuhan kepada saya. Tapi dasar kamu kafir dan bejat, maka tidak bisa bersikap jujur". (.. wa inny la'adhunnuk ya fir'aun matsbura).