Nilai Investasi Sentuh 452 Persen, Investor Kakap Mulai Lirik Mojokerto

Nilai Investasi Sentuh 452 Persen, Investor Kakap Mulai Lirik Mojokerto Moch. Ali Imron ketika menjelaskan kenaikan investasi. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Nilai investasi di Kota Mojokerto tahun 2019 ini melompat drastis. Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) setempat menyebut lompatan nilai penanaman modal di daerahnya mencapai 452 persen, jauh melampaui target pemerintah daerah. Jika target awal nilai investasi hanya Rp 300.707.538.487, per bulan September ini naik 452 persen menjadi 1.578.957.912.672.

Nilai tersebut belum terhitung dengan masuknya dua investor kakap yang coba mengembangkan jaringannya di kota "Onde-onde" yakni McDonald's dan Informa Furnishing.

Kepala DPM-PTSP Kota Mojokerto Moch. Ali Imron mengklaim penyederhanaan sistem perizinan dan kondusifnya keamanan menjadi biang kepercayaan pengusaha untuk mengembangkan sayapnya di daerah ini.

"Berdasar sumber data Online Single System (OSS), nilai investasi di Kota Mojokerto tahun ini memang jauh meningkat yakni mencapai 452 persen. Membaiknya perekonomian di kota ini salah satunya adalah karena adanya reformasi perizinan yang mempermudah pengurusan izin, termasuk kondisi keamanan Kota Mojokerto yang cenderung kondusif," tutur Moch. Ali Imron, Rabu (20/11).

Meningkatnya nilai investasi tersebut menjadi andil besar bagi tercapainya Pendapatan Asli Daerah (PAD). Mantan Kadis KBPP itu mengungkapkan pihaknya turut menyumbang adanya kontribusi daerah hingga hampir 100 persen.

"Tentu naiknya investasi ini menjadi angin segar bagi tercapainya PAD kita. Target PAD kita tahun ini adalah sebesar Rp 1.274.312.241. Sedang realisasi sampai September adalah sebesar Rp 1.180.768.001. Ini akan terpenuhi sampai akhir tahun nanti," ujarnya.

Imron menerangkan kontribusi daerah tersebut bersumber dari beberapa sektor. Semisal, jasa investasi umum dan sewa. Dari medis dan kesehatan bersumber dari RS dan apotek. "Lalu karaoke dan restoran, serta cafe untuk sektor pariwisata, perumahan, pemukiman, izin toko modern, jasa, konstruksi, rumah kos dan industri," rincinya.

Menurut Imron, investasi di daerahnya belum merata. Kata ia, investasi masih terfokus di tengah kota. Untuk pengembangan investasi di wilayah barat terbentur permasalahan rencana tata ruang wilayah yakni pada kawasan hijau dan Lahan Peruntukan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) yang beririsan.

"Jika mau merata, maka perda RT/RW harus dirubah. Dengan perubahan itu, maka peluang investasi akan jauh meningkat," pungkasnya.(yep/rev) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO