Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
71. Yawma nad’uu kulla unaasin bi-imaamihim faman uutiya kitaabahu biyamiinihi faulaa-ika yaqrauuna kitaabahum walaa yuzhlamuuna fatiilaan.
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun.
TAFSIR AKTUAL
Dipahami dengan pendekatan "umum la-lafdh", di mana ayat bisa dipahami dari makna kebahasaan, maka sangat mungkin pemimpin (imam) tersebut adalah imam madzhab. Jadinya, "Hai pengikut al-Hanafi, Hai pengikut al-Syafi'iy, Hai kelompok Wahabi dan lain-lain. Atau, Wahai pengikut Nahdlatul Ulama, Siapa pengikut Muhammadiyah, dan seterusnya.
Al-Hadis versi Abu Hurairah R.A. lebih detail lagi, bahwa kelak akan ada pengelompokan pemanggilan sesuai dengan amal tonjolannya, amal andalannya. Ada pemanggilan: "Wahai ahli sedekah, wahai ahli berpuasa, wahai ahli berjihad di jalan Allah dan seterusnya".