GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bupati Gresik Sambari Halim Radianto bersama Wabup Moh. Qosim, Kepala OPD, dan ratusan pemain lain memerankan drama kolosal pertempuran arek-arek Surabaya pada 25 Oktober 1945 dalam memperingati Hari Pahlawan, di halaman Kantor Pemkab Gresik, Minggu (10/11).
Di mana dalam drama kolosal itu diperagakan militer Inggris dari Brigade Infantri India 49 Mahratta di bawah kepemimpinan Brigadir Mallaby bertemu dengan pemuda Surabaya.
BACA JUGA:
- Dianggap Langgar SE Kemendagri, Pemkab Gresik Tunggu Keputusan soal Keabsahan Mutasi 147 Pejabat
- Bupati dan Wabup Gresik Bagikan Ratusan Paket Sembako untuk Sopir Angkutan Umum
- Pemkab Gresik Tegaskan Tak Beri Pendampingan Hukum untuk Tersangka Korupsi Hibah UMKM
- Bupati Gresik Resmikan Masjid KH Robbach Ma'sum
Tak pelak, peristiwa itu mirip pertempuran sengit selama tiga hari antara Brigade 49 dengan pejuang republik dari berbagai elemen.
Beberapa peran penting dimainkan oleh Bupati Sambari bersama para pejabat Pemkab Gresik. Bupati mengambil peran sebagai Bung Tomo. Sementara Wakil Bupati berperan sebagai KH. Hasyim Asyari, dan Plh Sekda Nadlif berperan sebagai Gubernur Suryo.
Beberapa peran yang lain yang tak kalah penting yaitu, Asisten I Tursilowanto Hariogi berperan sebagai Panglima Sudirman. Kepala Dinas Pariwisata, Halomoan Sinaga mendapat peran sebagai Jenderal Mallaby, dibantu peserta Diklatsar CPNS Pemkab Gresik sebagai tantara penjajah.
Sepertinya setting cerita mengambil sepenggal kisah saat terbunuhnya Jenderal Mallaby oleh para pejuang di depan gedung Internatio yang ada di sekitar Jembatan Merah Surabaya.
Diawali dengan keprihatinan Jenderal Sudirman tentang berkibarnya bendera belanda di hotel Oranye.
Kemudian berkumpullah para tokoh guna menyikapi keadaan tersebut. Tampak Bung Tomo (Bupati) KH. Hasyim Asyhari (Wabup) dan Gubernur Suryo (Nadlif).