Putra-putri Tasri, Korban Pembunuhan di Puncak Permai, Berencana Kerja Serabutan untuk Sambung Hidup

Putra-putri Tasri, Korban Pembunuhan di Puncak Permai, Berencana Kerja Serabutan untuk Sambung Hidup Inilah ketiga anak Tasri, korban pembunuhan di Puncak Permai, Surabaya. foto: SUWANDI/ BANGSAONLINE

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Putra dan putri Tasri, pembantu rumah tangga yang jadi korban pembunuhan di Perumahan Permai 1 nomor 33 Surabaya pada Sabtu (1/4) lalu berharap agar polisi segera menangkap pelaku.

Sambil meneteskan air mata, Wardani (14), putri bungsu Tasri mengungkapkan hal ini saat ditemui Bangsaonline.com di rumahnya Desa Margorejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten , Selasa (4/4).

"Pelaku harus dihukum setimpal atas perbuatan yang sudah tega membunuh emak. Semoga (pelaku, Red) segera tertangkap," ucapnya lirih.

Ia mengaku, selama ini ibunya merupakan orang tua satu-satunya yang masih ia miliki. Sebab, sang ayah, sudah bertahun-tahun ini tidak pulang dan entah pergi ke mana. Sejak itulah, Tasri menjadi tulang punggung keluarga yang menghidupi 3 orang anak.

"Mbak Sampurni (22) sudah berkeluarga sendiri. Saya sama mbak Semi (18) yang selama ini dibiayai oleh emak," ujarnya.

Karena ibunya meninggal, terpaksa Semi dan Wardani harus bekerja sendiri demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rencananya, mereka akan bekerja sebagai buruh tani untuk bertahan hidup.

"Kerja serabutan wae mas. Paling jadi buruh tani, karena kami berdua cuman lulusan SD," ujarnya pasrah.

Pantauan Bangsaonline.com, keluarga Tasri memang hidup serba kekurangan. Mereka hanya tinggal di rumah berukuran 4x6 meter beralaskan tanah liat dan dinding dari bambu.

Sekadar informasi, Tasri, korban pembunuhan di Jalan Puncak Permai, Kecamatan Sukomanunggal Surabaya, meninggalkan tiga orang anak, yakni Sampurni (22), Semi (18), dan Warnadi (14). (wan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO