GRESIK, BANGSAONLINE.com - Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah agar bersikap tegas terhadap PT Freeport Indonesia yang hingga kini belum memastikan kelanjutan pembangunan Smelter (pemurnian emas) di Indonesia.
"Komitmen Komisi VII kalau tidak ada kepastian membangun Smelter di Indonesia ya diputus saja kontrak eksport konsentratnya," kata Anggota Komisi VII DPR RI, Eni Maulani S kepada wartawan, Kamis (29/12).
BACA JUGA:
- Kunjungi Smelter PTFI di Gresik, Wamenaker Ajak Pekerja Sukseskan Hilirisasi
- Menteri ESDM Pastikan Smelter Freeport Siap Beroperasi Juni 2024
- Pembangunan Smelter di Gresik, Adhy: Pastikan Berdampak bagi Usaha Kecil Mikro dan Menengah
- Investasi di Gresik Rp37 T, Nurhamim Beri Kritikan Menohok: Jangan Banggakan Kerja Orang Lain
Ditegaskan Eni, Komisi VII sudah memberikan batas toleransi sesuai kontrak yang telah dibuat untuk mengakhiri kontrak eksport konsentrat tersebut. "Kalau per 12 Januari 2017 tidak ada keputusan bangun smelter ya harus diputus kontraknya. Kami yakin itu akan terwujud," jelas anggota DPR RI asal FPG dari dapil Jatim X (Gresik dan Lamongan) ini.
Menurut dia, pemerintah saat ini telah dibodohi oleh Freeport dalam pengelolaan konsentrat. Di mana, dari total konsentrat 3 juta ton per tahun yang dihasilkan dari tambang emas di Papua, hanya 1 juta ton yang diolah di Indonesia. "Sedangkan 2 juta ton dieksport dan diolah di Thailand. Jelas pemerintah yang rugi," ungkapnya.
Karena itu, Komisi VII akan berupaya maksimal mendesak kepada pemerintah dan PT. Freeport Indonesia agar membangun Smelter di Indonesia.
Hingga saat ini, kata Eni, ada dua wilayah yang dipilih pemerintah untuk membangun Smelter. Yakni di Papua dan Kabupaten Gresik. Namun, dilihat dari sarana penunjang, Kabupaten Gresik yang sangat tepat dibangun Smelter.
"Saat ini di Gresik ada 2 lokasi yang digadang, yakni di kawasan PT. Petrokimia Gresik dan kawasan JIIPE (java integrated industrial poarts and estate). Hanya, hingga sekarang pihak PT. Freeport juga belum bisa memastikan," jelasnya.
Menurut Eni, Freeport belum memutuskan membangun Smelter dengan alasan kesulitan keuangan. "Ini yang membuat kami penasaran. Mustahil Freeport tak ada dana untuk bangun Smelter," ungkapnya.